Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Pengakuan Keluarga Siswa SD di Sukabumi yang Tewas Setelah Dirundung

Kompas.com - 25/05/2023, 05:35 WIB
Agie Permadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi mendalami pernyataan keluarga terakit kasus meninggalnya MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

MHD diduga meninggal akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, polisi belum mendapatkan hasil yang signifikan dalam gelar perkara kasus tersebut.

Baca juga: Kronologi Bocah SD Dianiaya Kakak Kelas di Sukabumi, Korban Sempat Sebut Nama Pelaku Sebelum Meninggal

Sebagai informasi, gelar perkara kasus penganiayaan ini sudah digelar di Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat pada Rabu (24/5/2023).

"Hasil belum dan ini juga usernya Polres Sukabumi sehingga seluruh analisis dari Kapolres untuk menyesuaikan situasi disana dan rencana akan didalami kembali," kata Ibrahim saat dihubungi.

Pendalaman ini dilakukan lantaran ada beberapa pernyataan keluarga yang diragukan polisi.

"Ada penyampaian dari keluarga ini harus didudukan secara faktual penyampainnya, apakah benar penyebabnya soal itu atau gimana," kata Ibrahim.

Seperti diketahui, keluarga MHD dalam hal ini kakek korban yang berinisial HY menyampaikan adanya dugaan pengeroyokan yang dilakukan kakak kelas korban pada Senin (15/5/2023).

Pasalnya usai kejadian tersebut, cucunya itu mengeluh sakit.

Baca juga: Cerita Pilu Bocah SD di Sukabumi yang Tewas Dikeroyok Kakak Kelasnya, Sempat Kejang hingga Koma 3 Hari di Rumah Sakit

Esoknya, Selasa (16/5/2023), korban memaksa tetap masuk sekolah meski dalam keadaan sakit. Saat itu korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya.

Akibat pengeroyokan terakhir, korban harus dilarikan ke RS Primaya pada Rabu (16/5/2023) karena mengalami kejang-kejang.

Korban pun selanjutnya dipindahkan ke RS Hermina lantaran RS Primaya tidak menerima pasien akibat tindak kekerasan.

Mengalami kritis selama tiga hari, korban pun dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023).

Kakek korban juga menyebutkan, berdasarkan keterangan dokter, cucunya mengalami luka di bagian organ dalamnya.

Baca juga: Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Kakak Kelas di Sekolah, Begini Kronologinya

Disinggung terkait luka bagian organ dalam tersebut, Ibrahim mengatakan masih menunggu hasil visum tersebut.

"Hasil visum forensik kompetensi kedokteran sehingga kita tunggu dapat dari Kapolres," ucapnya.

Keadaan itu membuat polisi belum dapat menyimpulkan terkait penyebab kematian korban.

Baca juga: Kronologi Bocah SD Dianiaya Kakak Kelas di Sukabumi, Korban Sempat Sebut Nama Pelaku Sebelum Meninggal

Namun yang pasti dugaan kasus perundungan terhadap korban MHD akan terus didalami kepolisian.

"Didalami dan kami berusaha dengan objektif, karena ada lanjutan informasi dari publik, tahap awal progres penyidikan objektifitas harus di kedepankan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com