BANDUNG,KOMPAS.com - Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dilakukan secara bertahap, ratusan personil diterjunkan lakukan pengamanan hingga sosialisasi di beberapa titik lokasi rawan sepanjang jalur kereta.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkap, polisi yang disebar di titik rawan itu untuk mengantisipasi adanya tindakan kriminal hingga kegiatan sehari-hari masyarakat yang dinilai dapat berdampak pada uji coba atau operasional KCJB ini.
Pasalnya, beberapa waktu lalu polisi menemukan adanya kegiatan masyarakat yang berada dekat dengan jalur kereta.
Salah satu contohnya adanya kolam ikan lele di kolong jembatan jalur KCJB.
Baca juga: Ada Kolam Lele di Jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung, Polisi: Sudah Dipindah
Petugas yang melakukan sosialisasi dan pemantauan kemudian membantu memindahkan kolam ikan lele di wilayah mengger tersebut menjauh dari lokasi jalur.
"Kolam lele itu dipindahkan rame-rame sama petugas," kata Ibrahim saat dihubungi, Kamis (24/5/2023).
Ibrahim mengaku tak mengetahui dengan jelas sejak kapan kolam lele itu ada di kolong jembatan jalur KCJB.
Diduga sebelum adanya patroli yang dilakukan polisi, kolam lele itu sudah ada di lokasi tersebut.
"Kemungkinan sebelumnya udah ada (kolam lele), makanya kita pindahkan (menjauh dari jalur KCJB)," ujarnya.
Seperti diketahui, sekitar 275 polisi melakukan pengamanan di beberapa titik yang dinilai rawan di sepanjang jalur.
Baca juga: Ada Uji Coba, Polisi Ingatkan Warga Tak Dekati Jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung
Ibrahim mengungkap dari hasil survey yang dilakukan petugas di sekitar jalur KCJB yang berada di wilayah Polda Jabar, ada beberapa pemukiman yang dinilai dekat dengan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Pemukiman itu sendiri dinilai jadi titik rawan, lantaran banyaknya kegiatan masyarakat sekitar yang dapat berdampak bagi masyarakat itu sendiri dan operasional kereta cepat.
Pasalnya di sekitar jalur kereta ini terdapat aliran listrik bertegangan tinggi.
"Dari survey yang dilaksanakan ada beberapa titik rawan kedekatan (jalur) dengan (pemukiman) masyarakat perlintasan bawah rel, kemudian tembok pemukiman dengan rel ini ada di beberapa tempat dan ini rawan sendiri. (sosialisasi dan himbauan) ini harus di maksimalkan sehingga kondisi itu bisa betul difasilitasi agar tidak timbul dampak," kata Ibrahim.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.