GARUT, KOMPAS.com – Kasus dugaan guru ngaji cabul di Garut terhadap 17 murid dengan tersangka Aep Saepudin (50), hingga saat ini belum ada pengakuan dari satu pun korban.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP3A) Kabupaten Garut Yayan Waryana.
“Belum ada anak yang mengaku disodomi, kita juga masih menunggu hasil visumnya,” jelas Yayan saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jumat (2/6/2023) kepada wartawan.
Baca juga: Guru Ngaji di Garut Cabuli 17 Anak Laki-laki, Mengaku Jadi Korban Pelecahan Saat Kecil
Menurut Yayan, dinasnya melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah melakukan pendampingan sejak awal kasus ini muncul, yakni saat orangtua korban melaporkan kasus yang dialami anaknya ke Polsek.
“Dari mulai laporan awal ke Polres, visum di rumah sakit, pendampingan psikolog dengan trauma healing, sampai pemeriksaan sampel darah dan urine semua korban (dilakukan pendampingan),” katanya.
Yayan mengakui, anak-anak memang mengalami trauma dari apa yang dilakukan guru ngajinya. Namun, pihaknya melalui UPT PPA akan terus melakukan pendampingan psikologi sampai anak-anak bisa benar-benar pulih dari trauma.
Bukan hanya anaknya, orangtua korban pun juga mendapatkan pendampingan psikolog.
“Saat trauma healing kemarin, bukan hanya anak-anak yang ikut terapi psikologi, orangtuanya juga, karena pasti orang tua mengalami tekanan dari kasus yang menimpa anaknya,” katanya.
Yayan memastikan, pemerintah daerah akan terus melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang menjadi korban. Karenanya, para orangtua korban pun akan terus berkoordinasi dengan UPT PPA terkait segala macam perkembangan anaknya.
“Pak Bupati telah menginstruksikan agar UPT PPA terus mengawal kasus ini, penuhi hak-hak anak, pulihkan traumanya, nanti kita akan adakan trauma healing lagi, karena tidak cukup satu kali,” katanya.
UPT PPA sendiri, menurut Yayan awalnya menerima laporan dari 10 orang korban didampingi orangtuanya. Namun, dari pengembangan yang dilakukan, ada 17 orang korban yang hingga saat ini didampingi UPT PPA.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.