Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

141 Rumah di Kecamatan Baleendah Bandung Rusak akibat Puting Beliung

Kompas.com - 06/06/2023, 13:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 141 rumah di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, Jawa Barat rusak akibat diterjang angin puting beliung yang terjadi Senin (5/6/2023).

Kapolsek Baleendah Kompol Tedi Rusman mengatakan, musibah angin puting beliung tersebut terjadi pada Senin pukul 17.00 WIB.

Sebelum angin puting beliung datang, hujan dengan intensitas tinggi lebih dulu melanda dua Desa dan satu Kelurahan.

Titik terparah, kata Tedi, berada di Desa Bojongmalaka, tepatnya KompleK Bojong Malaka Indah.

Baca juga: Sedang Bersantai, Rumah Sutris di Purworejo Diterjang Angin Puting Beliung

"Yang terparah di Desa Bojongmalaka. Yang terdampak musibah kemarin itu ada sekitar 110 rumah, kemudian di Kelurahan Andir ada 20 rumah, dan di Desa Rancamanayar ada 11 rumah. Jadi total ada 141 rumah," katanya ditemui di lokasi, Selasa (6/6/2023).

Tedi menyebut, mayoritas kerusakan di wilayah tersebut yakni atap rumah, lantaran tersapu oleh angin puting beliung.

"Kerusakan itu lebih kepada atap rumah karena angin jadi atap rumah banyak yang terbang," ujarnya.

Ia dan jajarannya telah berkoordinasi dengan beberapa pihak termasuk Kepala Desa (Kades) untuk memulai pendataan dan pemersihan.

Pasalnya, tidak hanya genting rumah warga yang rusak akibat angin puting beliung.

Beberapa pohon berukuran besar, ikut tumbang bahkan sebagian ada yang menimpa rumah warga.

Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang 2 Desa di Rokan Hulu Riau, 39 Rumah Warga Rusak

"Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat sesuai dengan tupiloksinya, sekarang upaya pembersihan pohon yang menimpa rumah ada beberapa bagian itu sudah dilakukan pembersihan," ujarnya.

Pihaknya mengimbau, agar masyarakat di Kecamatan Baleendah tetap waspada mengingat musim penghujan belum sepenuhnya datang.

"Kalau terkait dengan imbauan kita tetap melaksanakan imbauan kepada masyarakat artinya mengantisipasi atas kejadian ini biar kedepan tidak terulang kembali. Namun ini adalah (bencana) alam, yang kita juga tidak bisa memprediksinya namun demikian warga tetap waspada," kata Tedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com