Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: Sudah Ada 11 Kejadian Kekeringan di 5 Wilayah Jabar

Kompas.com - 03/08/2023, 12:40 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat telah memetakan indeks risiko wilayah yang rawan kekeringan di wilayah Jawa Barat. Ada 11 daerah di lima wilayah Jawa Barat yang telah mengalami kekeringan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, kejadian kekeringan paling banyak ada di Bogor.

"11 kejadian (kekeringan) itu di lima wilayah. Paling banyak Bogor, lalu di wilayah Pangandaran, Majalengka, sama Karawang, yang terbaru di Kabupaten Cirebon," kata Hadi, Kamis (3/8/2023).

Hadi mengatakan, wilayah terdampak kekeringan tersebut saat ini terkendala suplai air bersih dan air baku.

Baca juga: Puncak Kemarau Kering Diprediksi Agustus, BMKG Imbau Warga Jabar Hemat Air

"Misalnya sumur kering, juga belum terdistribusi air menggunakan pipa, mata air tidak keluar. Air bersih untuk minum, air baku untuk mandi," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga telah memetakan wilayah rawan kekeringan dengan level rendah, sedang, dan tinggi.

Wilayah dengan risiko tinggi kekeringan adalah Kabupaten Bogor, Indramayu, Majalengka, Sukabumi, Cianjur, dan Kabupaten Bandung.

"Cuma titik mananya belum bisa diukur. Kita berbicara kesiapsiagaan, makanya pemda setempat harus bersiap terjadinya kemungkinan," tambahnya.


Pihak BPBD jabar telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) untuk menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan warga.

Bahkan, Pemerintah Provinsi sudah menerbitkan SK darurat kekeringan yang diterbitkan SK Gubernur pada 10 Juli lalu. Hal ini dalam rangka siap siaga di kabupaten/kota Jabar untuk menghadapi potensi bencana yang biasanya ditindak lanjuti pemerintah kabupaten kota untuk menerbitkan siaga di wilayahnya masing-masing.

"Tentunya dari laporan masyarakat terkait kekurangan air bersih ini tentu harus dipenuhi pemerintah, melalui BPBD yang koordinasi dengan instansi teknis, dan instansi lainnya. Yang pasti kewajiban pemerintah melayani masyarakat agar kebutuhan dasarnya terpenuhi," ucapnya.

Baca juga: Kepala BNPB dan Menko PMK Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana Kekeringan di Papua Tengah

Wilayah rawan karhutla

Sementara terkait potensi Karhutla, Hadi mengatakan, wilayah Jabar berbeda dari Sumatera dan Kalimantan sehingga potensinya tidak terlalu tinggi.

"Namun demikian, kita tak tahu karena wilayah tertentu apalagi sekarang masuk musim pucak kemarau, ini potensi itu akan ada hanya kalau dibanding Sumatera, Kalimantan tak setinggi mereka," ucapnya.

"Yang dikhawatirkan justru karena di Jabar ini hutan tak sebanyak Kalimantan dan Sumatera. Justru penduduk di Jabar menjadi risiko terbesar bencana kekeringan itu sendiri," lanjutnya.

Imbauan untuk warga

Untuk itu, Hadi mengimbau kepada masyarakat untuk menghemat air hingga menata sumber mata air dalam kondisi puncak kemarau ini.

"Upayakan hemat air," katanya.

Tak hanya itu, warga juga diminta menjaga kebersihan sampah organik dan non-organik untuk menghindari bencana lain di musim hujan nanti.

"Sampah itu bisa kita harus membersihkan itu khususnya di daerah, karena saat ini bisa jadi sampah itu ketika musim hujan jadi sumber banjir bandang. Hindari juga wilayah yang memang bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan karena biasanya lahan-lahan itu kering di musim kemarau," imbaunya.

Baca juga: Kekeringan di Situbondo Meluas, 900 KK Terdampak

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa kemarau di Indonesia yang merupakan dampak dari dua fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif kali ini diprediksi lebih kering dibanding periode 2020 - 2022.

BMKG juga mengingatkan adanya potensi musim kemarau kering ini puncaknya Agustus hingga September. Menurut Dwikorita, kondisi ini berbeda dengan tiga tahun belakangan, yang dilanda kemarau basah karena pengaruh La Nina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bandung
Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com