Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Waduk Jatigede di Sumedang Surut hingga 49 Persen

Kompas.com - 28/10/2023, 14:20 WIB
Aam Aminullah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Surutnya muka air Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada musim kemarau panjang kali ini bukan hal yang luar biasa.

Sebaliknya, menjadi bukti efektivitas keberadaan waduk terbesar ketiga di Asia Tenggara ini.

Perlu diketahui, salah satu fungsi dibangunnya Waduk Jatigede yaitu untuk mengairi wilayah hilir atau Pantura (Majalengka, Indramayu hingga Cirebon).

Ketika musim kemarau, air waduk akan dialirkan ke wilayah hilir agar wilayah pertanian di kawasan Pantura tersebut tidak mengalami kekeringan. Sehingga otomatis, tinggi muka air Waduk Jatigede akan mengalami penyusutan.

Baca juga: Sungai Citarum Surut, Produksi Listrik di Waduk Saguling Menurun

Kemudian, ketika musim penghujan tiba, Waduk Jatigede akan menampung air hujan dan derasnya aliran Sungai Cimanuk dari wilayah hulu (Kabupaten Garut).

Sehingga, wilayah hilir Pantura tidak mengalami banjir karena air tersebut tertampung di Waduk Jatigede, Sumedang.

Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Jatigede Yuyu Wahyudin mengatakan, saat ini per tanggal 27 Oktober 2023, tinggi muka air waduk berada pada 241 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Volume tampungan normal air Waduk Jatigede sebanyak 980.757.217 meter kubik atau 262 mdpl. Sedangkan saat ini, hanya 383.697.717 meter kubik dengan luas genangan 2.328 hektare. Dengan kata lain, pada kemarau panjang ini, air waduk surut mencapai 49,12 persen dari tampungan air normal," ujar Yuyu kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Sabtu (28/10/2023).

Yuyu menuturkan, meski pada akhir Oktober ini hujan sudah mulai turun namun belum berdampak signifikan pada kenaikkan muka air di Waduk Jatigede.

Hal ini karena, kata Yuyu, hujan belum sepenuhnya merata, khususnya di wilayah Daerah Aliran Sungai (Cimanuk), khususnya di kawasan hulu yaitu di Kabupaten Garut.

"Sampai hari ini, belum terjadi kenaikkan muka air karena dari Sungai Cimanuk atau di wilayah Garut sendiri debit air yang masuk ke waduk belum besar," tutur Yuyu.

Yuyu menyebutkan, muka air Waduk Jatigede diprediksi akan kembali pada titik normal atau penuh di bulan Desember 2023.

"Diprediksi, air waduk akan kembali naik pada bulan Desember, seiring telah meratanya hujan di wilayah hulu Sungai Cimanuk," sebut Yuyu.

Yuyu mengatakan, untuk saat ini, air dari Waduk Jatigede masih dialirkan ke wilayah hilir (Majalengka, Indramayu) untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian.

Baca juga: Banjir di Ruas Jalan Utama Pekanbaru Berangsur Surut Rabu Malam, Lalin Kembali Normal

"Kami masih mengalirkan air dari waduk ini ke wilayah hilir, karena sebagian petani di wilayah ini (Majalengka, Indramayu) baru akan panen pada akhir Oktober, jadi kebutuhan air untuk pertaniannya maaih cukup tinggi. Selain itu, harus ada suplai air untuk pemeliharaan sungai di wilayah hilir,"

Yuyu menambahkan, Q-Outflow atau debit air yang dikeluarkan dari Waduk Jatigede mencapai 20.00 meter kubik per detik. Sementara itu, Q-Inflow atau suplai air yang diterima oleh Waduk Jatigede hanya 15.14 meter kubik per detik.

"Suplai air yang masuk atau Q-Inflow saat musim kemarau ini, hanya diterima dari Sungai Cimanuk," kata Yuyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com