Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bahasa Sunda Menggema di Berlinale Film Festival...

Kompas.com - 19/10/2022, 11:59 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Februari 2022, menjadi salah satu kejadian penting bagi Indonesia ataupun orang Sunda.

Pada bulan itu artis peran Indonesia, Laura Basuki, meraih Best Supporting Performance di Berlinale Film Festival 2022 untuk perannya dalam film "Before, Now & Then (Nana)”.

Selama bulan itu pula, bahasa Sunda bergema di salah satu festival film terbesar di dunia tersebut.

"Ini film pertama yang full menggunakan bahasa Sunda," ujar sang sutradara, Kamila Andini di Bandung, Selasa (19/10/2022).

Baca juga: 11 Bahasa Daerah di NTT Disebut Terancam Punah

Selain penghargaan Berlinale, film ini pun mengantongi sejumlah penghargaan internasional lainnya. Di Indonesia, film ini memenangkan kategori Global Feature Competition atau penghargaan film panjang internasional terbaik di Ajang Jakarta Film Week 2022.

"Setelah keliling ke berbagai negara di dunia, hari ini, film ini pulang kampung, ke Bandung, ke tanah Sunda," beber Kamila.

Bagi Kamila, bahasa Sunda tidaklah asing. Bahasa Sunda sudah menjadi dari masa kecilnya di Cianjur. Begitupun dengan tembah Sunda, mengiringi perjalanan hidupnya.

Melalui film ini, ia berharap lebih banyak sineas yang tidak ragu mengangkat unsur budaya dalam berkeseniannya.

Apalagi dari pengalamannya, banyak orang di luar negeri yang mengagumi film ini karena kental dengan unsur budayanya.

Peristiwa sejarah

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, film NANA ini berkompetisi dengan film lainnya di Festival Film Internasional Berlin ke-72 pada Februari 2022. Selain menyabet berbagai penghargaan, film ini diapresiasi 17 negara dengan 50 tempat berbeda.

"Hari ini kita menyaksikan dan merayakan sebuah peristiwa bersejarah. Disebut bersejarah karena film di era hari ini berbahasa daerah, khususnya berbahasa Sunda yang hasilnya luar biasa," kata ucap Ridwan Kamil.

Baca juga: Ridwan Kamil Larang Sekolah Gelar Aktivitas Outdoor Air

Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, penggunaan bahasa daerah (Sunda), menjadi suatu gebrakan nyata dalam melestarikan kembali kebudayaan daerah.

"Di tengah gempuran makin melemahnya penggunaan bahasa ibu, kita punya medium berupa film yang membangkitkan lagi semangat kebudayaan, bahwa kita ini memang kaya dengan nilai-nilai identitas," ujarnya.

Emil mengaku, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar untuk menggenjot penggunaan bahasa Sunda. Mulai dari mensponsori buku dan majalah berbahasa sunda, membantu sejumlah kasepuhan, meraih Rekor MURI dengan 1.000 tarian merak, dan lainnya.

Bahkan pihaknya menghidupkan budaya sunda, Leuit. Yakni tempat penyimpanan padi atau lumbung di setiap keluarga ataupun komunitas.

Sehabis panen, biasanya petani akan menyimpan sebagian padinya di leuit. Padi itu akan digunakan sesuai kebutuhan dan membantu saat krisis pangan terjadi.

"Kita sedang menghadapi (ancaman krisis pangan), saya sudah minta izin presiden mengenai Leuit, dan saya juga mengkampanyekan Leuit ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com