Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Iklan Cara Berpakaian Wanita dan Pelecehan Seksual, Ini Penjelasan Rabbani

Kompas.com - 31/12/2022, 19:20 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Iklan brand lokal asal Bandung, Rabbani, di akun Instagramnya viral di media sosial. Video ini dinilai melanggengkan tradisi menyalahkan cara berpakaian korban pelecehan seksual.

Dalam video konten marketing tersebut, Rabbani menceritakan, akhir-Akhir ini sedang ramai berita tentang pelecehan seksual seolah sudah menjadi pemandangan biasa.

Baca juga: Hasil Investigasi Dugaan Pelecehan Seksual Dosen Unand Diserahkan ke Kemendikbudristek

"Namun apakah ada hubunganya pakaian dengan pelecehan seksual?" ungkap postingan tersebut.

"Ketika Perempuan berpakaian serba minim jika terjadi pelecehan siapakah yang salah? Apakah wanita yang salah karena berpakian terbuka dan mengundang seorang pria punya niat dan berpikiran jorok, Atau pria nya saja yang punya pikiran jorok jika melihat wanita berpakian terbuka?"

"Jadi menurut rabbaners, apakah pria yang salah atau wanitanya yang bodoh?" tulis postingan tersebut seraya mengajak netizen menyampaikan opininya di kolom komentar.

Postingan tersebut mengundang banyak reaksi negatif. Postingan ini dinilai melanggengkan tradisi menyalahkan cara berpakaian korban pelecehan seksual.

Baca juga: Viral, Video Pemuda Korban Begal di Bandung Tergeletak, Mata Tertutup Lakban dan Kedua Tangan Diikat

Menanggapi pro dan kontra tersebut, Direktur Marketing Rabbani, Rifwanul Karim angkat bicara.

Menurut Rifwanul, postingan yang dipermasalahkan tersebut bukanlah iklan, melainkan konten pada Instagram Rabbani.

Selama ini, dalam pembuatan konten, Rabbani tidak hanya bertujuan untuk menjual produk, tapi juga edukasi dan emosionalnya.

"Untuk konten pemasaran, kita tidak hanya bicara dari sisi rasional, produk ini terbuat dari ABCD. Kita juga buat dari sisi emosional, harus ada sisi kemanfaatannya," ungkap Rifwanul.

Dalam konten yang dipermasalahkan pun pihaknya mencoba memberikan nilai edukasi, tidak tendensius menyalahkan laki-laki ataupun perempuan.

"Postingan ini edukasi, maka bentuknya juga pertanyaan," ucap dia.

Rifwanul menceritakan awal mula konten tersebut. Ada sebuah hadits yang mengatakan, ketika umat dibangkitkan, mereka akan mengenakan pakaian sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.

Ketika banyak berbuat amal baik maka pakaiannyaa panjang menjuntai. Namun bila amal perbuatan di dunia banyak yang jelek dan buruknya, semakin pendeklah bajunya.

Begitupun dalam kata bodoh di postingan tersebut, jangan diartikan secara harfiah.

Misalnya, rasul diturunkan di Mekah pada zaman jahiliah atau kebodohan. Bukan berarti masyarakat Arab saat itu disebut bodoh karena tidak bisa membaca, berhitung, ataupun bisnis. Tapi bodoh di sini lebih ke akidahnya, akhlaknya.

Begitupun dengan bodoh di postingan tersebut, lebih ke keislamannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Bandung
5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com