Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pria di Garut Tersetrum Saat Bikin Konten di Tower SUTET

Kompas.com, 5 Juli 2023, 23:03 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria di Garut, Jawa Barat tersetrum saat hendak membuat konten di atas tower sistem utilitas tenaga listrik (Sutet).

Akibat kejadian itu, korban bernama Deni (32), warga Kecamatan Bayongbong ini mengalami luka bakar serius.

Peristiwa tersebut terjadi di daerah Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Selasa (4/7/2023).

Baca juga: 2 Karyawan Pabrik di Kawasan Industri Batam Tewas Tersetrum Saat Bekerja

Kronologi kejadian

Kapolsek Pamulihan, Iptu Wawan, mengatakan, korban dan temannya, Nandang (36), awalnya berencana untuk melakukan ziarah ke wilayah Tumaritis, sebuah tempat ziarah yang terkenal di daerah tersebut.

Mereka berniat untuk membersihkan diri sambil melihat ikon terkenal patung Semar yang terdapat di lokasi tersebut.

"Waktu itu, mereka berdua istirahat, melihat tempat bagus. Di sana minum-minum miras. Karena di pinggir jalan, takut kelihatan warga, ada akses jalan tempat petik teh. Masuklah mereka ke sana," ujar dia dikutip dari Tribunjabar.id, Rabu (5/7/2023).

Dia menuturkan, di lokasi tersebut terdapat sebuah tiang Sutet yang menarik perhatian mereka.

Lantas, mereka pun melanjutkan minum-minum di bawah tiang tersebut.

"Tanpa diduga, korban Deni, naik ke atas tiang Sutet dengan maksud ingin melihat gunung kecil dan mengambil foto untuk konten sosial media," ungkap dia.

Saat berada di atas tiang, tiba-tiba terdengar suara keras. Teman korban yang berada di bawah melihat bahwa Deni sudah tak berdaya.

Dalam keadaan panik, temannya meminta pertolongan dari warga sekitar.

Kondisi korban

Karena jarak tempat kejadian perkara cukup jauh dari permukiman penduduk, warga segera menghubungi polsek setempat.

"Saat sampai di TKP, korban sudah jatuh. Tingginya sekitar 10 meter, pakaian dan topi masih menggantung," ungkap dia.

"Kondisinya sudah seperti terbakar. Kami langsung bawa ke puskesmas. Kondisinya 80-90 persen luka bakar," lanjutnya.

Baca juga: Diduga Tersetrum, Mahasiswa UIN Makassar Ditemukan Tewas di Kamar

Setelah mendapatkan perawatan awal, korban dirujuk ke RSUD dr. Slamet pada malam harinya.

Namun, karena kondisinya yang serius, korban kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit di Bandung.

Saat ini, korban masih menjalani perawatan intensif.

"Sekarang katanya dirujuk lagi ke Bandung, karena kondisinya serius," ungkap dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ingin Selfie di Tower Sutet, Pria Garut Ini Tersetrum, Sempat Minum Miras Sebelum ke Tempat Ziarah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau