BANDUNG, KOMPAS.com - Rencana pemindahan penerbangan pesawat komersil jet dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati membuat pedagang tenant atau pengusaha yang ada di sekitar Bandara Husein Sastranegara cemas.
Meskipun begitu, para pedagang masih menunggu kepastian nasib Bandara Husein kedepannya, setelah Presiden Joko Widodo mengatakan pemindahan penerbangan jet komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati Majalengka akan dimulai Oktober 2023.
Salah satu perwakilan tenant di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Store Manager De cafe Richard Ade (28) mengaku, belum mengetahui langkah apa yang bakal di lakukan cafe tersebut usai adanya kebijakan pemerintah dalam layanan penerbangan ini.
Baca juga: Penerbangan dari Bandara Husein Dipindah ke Kertajati, Warga Harap Ada Fasilitas Lengkap
"Belum ada rencana apapun. Kemungkinan kita lihat di bulan Oktober nanti apakah perpindahan seratus persen atau gimana, karena saat ini yang saya tau hanya jetnya saja, jadi propellernya (pesawat baling-baling) masih ada," ucapnya.
Apabila pesawat propeller (baling-baling) masih beroperasi di Bandara Husein Sastranegara, kemungkinan cafe tersebut masih buka.
"Harapannya sih seperti Bandara Halim dan Soeta, bisa berdampingan. Jadi Kertajati khusus Majalengka dan Cirebon, Bandara Husein khusus Bandung saja," harapnya.
Perwakilan Tenant lainnya, Yusuf (28), Guest Service Agent Saphire lounge Blue Sky mengatakan, pihaknya mengapresiasi pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati.
Namun di sisi lain, para karyawan merasa cemas lantaran kemungkinan pelanggan yang pasti ikut berkurang dan ketakutan adanya efisiensi di tempat kerjanya tersebut.
"Sebetulnya pemindahan Bandara dari Bandung ke Kertajati kita apresiasi, tapi di balik itu banyak karyawan harap-harap cemas bagaimana berlanjut atau tidak. Karena dulu pemindahan pertama kali pada awal 2019 akhir sebelum pandemi, di sini hanya ada pesawat tertentu saja, omsetnya langsung drop, bahkan ada pengurangan (karyawan)," ucapnya.
Setelah Covid-19, pendapatan para pedagang mulai kembali ada peningkatan akhir-akhir ini.
"Di sini kalau penerbangan sedikit, otomatis daya serap juga sedikit, semakin banyak (penumpang) daya serap juga banyak," ucapnya.
Jika pemindahan penerbangan dilakukan pada bulan Oktober, pihak manajemen dari tempat kerjanya belum dapat menentukan langkah apa yang akan diambil nanti.
"Ya kita tunggu saja apakah running atau tidaknya, strategi akan bicara lebih," ucapnya.
Sementara itu, Uci Yasmin (54) salah satu perwakilan kumpulan UMKM brand yang sudah berjalan 1 tahun berjualan di Bandara Husein Sastranegara mengatakan, dengan adanya kebijakan tersebut, pihaknya mengaku sedih.
"Kita merasa sedih karena kebetulan semua ada 28 UMKM brand, di sini 1 tahun dan kemarin perpanjang tahun 2023, kita sudah seneng sampai akhir tahun. Kemarin dengar cerita dari pak Jokowi, itu kita hanya bisa 'duh' gitu," katanya.