Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Angka Kemiskinan Ekstrem, Pemkot Bandung Luncurkan Yes Jitu

Kompas.com - 18/10/2023, 15:31 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com- Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiyar mengungkapkan, tercatat sekitar 330 ribu kepala keluarga di Kota Bandung masuk dalam kriteria Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Merujuk Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), dari jumlah itu, sekitar 87 ribu di antaranya masuk dalam kategori miskin ekstrem.

Soni menjelaskan, kurang lengkapnya data permasalahan sosial yang dialami para PPKS menjadi salah satu kendala dalam pendataan di Dinas Sosial.

Baca juga: Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar, PDIP Bandung Barat Optimis Peroleh Banyak Suara

 

Sebab, para pekerja sosial harus menganalisis, kemudian mencari bentuk intervensi yang tepat sesuai permasalahan.

"Seharusnya turut menyertakan parameter by problem, bukan hanya by name by address. Mengacu itu, Pemkot Bandung bakal mengambil bentuk intervensi yang tepat untuk menanggulangi permasalahan warga tersebut," kata Soni di Hotel Savoy Homman, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (18/10/2023).

Baca juga: Hari Pertama Kereta Cepat Berbayar, Warga Jakarta Manfaatkan untuk Liburan di Bandung Barat

"Harapannya, hal itu mempercepat upaya menekan angka PPKS dan miskin ekstrem," tambah dia. 

Dalam rangka percepatan menekan angka kemiskinan ekstrem di Kota Bandung, Dinsos Kota Bandung meluncurkan pelayanan online kesejahteraan sosial satu pintu, Yes Jitu.

Yes Jitu, lanjut Soni, tidak hanya memuat data PPKS termasuk miskin ekstrem tapi juga pelayanan rehabilitasi, jaminan, perlindungan dan pemberdayaan sosial.

Pelayanan itu pun berisi program-program intervensi dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Bandung maupun instansi eksternal.

"Tertera pula seluruh potensi sumber (anggaran program intervensi), seperti APBD Kota Bandung, Jawa Barat, APBN, yayasan, organisasi filantropi. Kami mengintegrasikan berbagai aspek dalam pelayanan itu. Siapa berbuat apa akan diatur keputusan dan peraturan wali kota Bandung," ucap Soni.

Dalam hal pendataan PPKS, berlaku pembaruan rutin tiap bulan. Pihaknya melaporkan hasil tiap pembaruan kepada Kementerian Sosial.

Warga dapat mengakses data maupun program yang terintegrasi dalam pelayanan tersebut.

"Ada aplikasi bagi masyarakat mengakses pelayanan," ungkap Soni. 

Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, Yes Jitu merupakan upaya memudahkan akses warga Kota Bandung menjangkau program-program Pemkot Bandung. Dia memastikan data yang terdapat dalam Yes Jitu sinkron dengan DTKS Kemensos.

"Dalam hal data, Yes Jitu bagian dari DTKS," ucap Bambang.

Pihaknya mengakui, kekuatan APBD untuk mengentaskan 4,25 persen warga kategori miskin di Kota Bandung masih belum mencukupi. Ia berharap, Yes Jitu betul-betul efektif, paling tidak menekan angka kemiskinan ekstrem.

"Target Dinsos, menurunkan angka kemiskinan menjadi 3,14 persen pada 2023. Menurun satu persen saja, itu sudah banyak. Ketika permasalahannya diketahui dan bentuk intervensinya tepat, kami yakin angka kemiskinan bisa ditekan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bus Rombongan Siswa yang Terguling di Subang Kondisinya Sudah Tua dan Sempat Bermasalah pada Mesin

Bandung
Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Tragedi Kecelakaan Bus di Subang, Acara Perpisahan Pelajar SMK Lingga Kencana Berakhir Duka

Bandung
Kronologi Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang yang Tewaskan 11 Orang

Kronologi Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang yang Tewaskan 11 Orang

Bandung
11 Orang Tewas Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang

11 Orang Tewas Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com