Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Kabupaten Bandung Masih Digodok

Kompas.com, 1 November 2023, 15:15 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rencana pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) untuk membangun moda transportasi massal Cable Car (kereta gantung) tengah dalam pengkajian.

Mimpi Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam rangka menangani kemacetan itu, kini sedang dalam perencanaan yang matang.

Baca juga: Disetujui Jokowi, Kereta Gantung Bandung Raya Masuki Tahap Pengkajian Rute

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Hilman Kadar mengatakan, pra studi Kelayakan atau pra feasibility study (Pra FS) sudah masuk ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung.

"Kemarin pada 23 Oktober di Bappeda sudah dibahas terkait FS kereta gantung. Ini sedang diprosres oleh beberapa instansi terkait, bahwa kereta gantung itu nantinya akan menangani kemacetan lalu lintas, namanya cable car," ujarnya dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (1/11/2023).

Kendati masih Pra FS, Hilman mengaku seluruh instansi terkait terus mengupayakan kajian tersebut, hingga betul-betul matang.

"Ini baru Pra-FS nanti akan terus kita lakukan (kajian) karena feasibility Study itu harus matang, nanti kalau sudah matang akan masuk dalam Dokumen Perencanaan di Bappeda," ungkapnya.

Tak hanya itu, Hilman juga memaparkan kemungkinan-kemungkinan pembangunan moda transportasi massal kereta gantung tersebut.

"Bisa saja skemanya nanti apabila layak secara finansial, namun tidak layak secara ekonomi akan di dorong secara KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha)," ujar Hilman.

Trayek kereta gantung tersebut rencananya meliputi Soreang-Rancabali, Soreang-Banjaran, hingga Soreang-Pangalengan, tepatnya ke obyek wisata Nimo High Land.

"Nah itu trase-trasenya yang sudah di pra FS kemarin, murni di wilayah Kabupaten Bandung, itu merupakan perkembangan transportasi di Kabupaten Bandung yang sekarang sedang dilakukan rancangan-rancangan," tuturnya.

Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Supriatna memprediksi kereta gantung tersebut membentang sepanjang 15 kilometer.

Dadang menyakini hadirnya kereta gantung dapat mengurai kemacetan di dua wilayah tersebut, terutama saat akhir pekan.

Nantinya pembangunan titik awal kereta gantung berada di Menara Sabilulungan Soreang, kemudian di wilayah Rancabali, dan berakhir di Pangalengan.

"Menurut saya, panjang lintasan Kereta Gantung itu sepanjang 15 kilometer antara Menara sampai dengan Rancabali, dan dari Rancabali sampai ke Gambung (Pangalengan) kurang lebih 10 Kilometer," katanya ditemui di Soreang, Senin (17/7/2023).

Dadang Supriatna membeberkan, awal mula mimpinya berencana membuat kereta gantung karena ada jalan di dua wilayah itu yang rusak.

Untuk wilayah Pacira, jalan rusak terdapat di wilayah Cidaun tepatnya dekat perbatasan Cianjur. Kemudian, wilayah Pangalengan berada di dekat wilayah Rancabuaya Kabupaten Garut.

Baca juga: Wacana Pembangunan Transportasi Massal di Bandung Raya: BRT, LRT, dan Kereta Gantung

Dua lokasi tersebut, kata Dadang dirasa sangat strategis, lantaran terdapat ribuan lokasi wisata.

"Dua akses Jalan ini sangat strategis pendapat saya. Kenapa karena disitu ada tempat wisata, bahkan itu hampir 1000 tempat wisata yang berada di dua daerah ini Pacira dan Pangalengan yang aksesnya ke laut ke Rancabuaya dan Cidaun," terang dia.

Sebelum ide tersebut tercetus, pihaknya telah lebih dulu meminta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) untuk memperbaiki akses jalan di dua wilayah tersebut. Namun, hingga ide itu muncul, perbaikan jalan tak kunjung dilaksanakan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau