Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Fenomena Gulungan Awan dan Petir Menyala-nyala di Sumedang, BMKG Beri Penjelasan

Kompas.com - 24/01/2024, 17:26 WIB
Aam Aminullah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Fenomena gulungan awan dan petir menyala-nyala yang menghiasi langit sempat menghebohkan warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Selasa (23/1/2024) malam.

Bahkan, video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan adanya fenomena alam tersebut viral dan menjadi bahan perbincangan warganet di sejumlah media sosial, Rabu (24/1/2024).

Warga Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sutisna (38) mengatakan, melihat fenomena tersebut Selasa malam sekitar pukul 19.00 WIB.

"Persisnya fenomena alam itu terjadi di wilayah mana itu saya sendiri tidak tahu pasti, tapi kalau terlihat di Jatinangor ini sepertinya di wilayah sekitar Gunung Tampomas (Sumedang)," ujar Sutisna kepada Kompas.com di Sumedang, Rabu siang.

Baca juga: Fenomena Awan Warna-warni di Denpasar, BMKG: Jarang Terjadi

Sutisna menuturkan, sejak videonya beredar di media sosial, banyak warga Sumedang lainnya yang juga melihat fenomena alam ini.

"Ada yang mengatakan di sekitar wilayah Gunung Tampomas, tapi apa nama fenomena itu sebelumnya juga saya tidak tahu. Karena baru sekali ini melihat langsung fenomena alam seperti itu," tutur Sutisna.

Sutisna menyebutkan, awalnya ia dan warga sekitar yang melihat fenomena itu sendiri merasa takut, karena fenomena ini terlihat cukup lama hampir 1 menit.

"Tapi setelah Googling, sedikit banyaknya jadi tahu dan tidak terlalu khawatir," sebut Sutisna.

Sementara itu, Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhammad Hakiki mengatakan, fenomena alam tersebut disebut awan cumulonimbus.

"Berdasarkan analisis Citra Satelit pada pukul 10.40 UTC (17.40 WIB) terpantau terbentuknya awan CB di wilayah Jawa Barat sebelah timur Kota Bandung," Hakiki kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Rabu sore.

"Awan ini, terus tumbuh dan meluas hingga Kota Bandung dan sekitarnya dan mulai luruh sekitar pukul 13.00 UTC (2.00 WIB). Ini mengindikasikan bisa jadi awan yang ada di video itu adalah awan cumulonimbus," sambungnya.

Baca juga: Fenomena Awan Menyerupai Topi di Puncak Gunung Lawu, Warga: Sudah 2 Hari Ini

Hakiki menuturkan, cumulonimbus merupakan jenis awan yang dapat tumbuh hingga ketinggian puncak mencapai 15 kilometer.

"Fenomena munculnya awan ini, merupakan fenomena normal yang sering terjadi khususnya di musim hujan dan peralihan musim."

"Pada saat pembentukan awan cumulonimbus terjadi mekanisme yang kompleks di dalam awan tersebut salah satunya pergerakan vertikal yang kuat, dan proses pembentukan es dapat terjadi."

"Perbedaan muatan listrik dalam sistem awan cumulonimbus juga dapat menyebabkan terjadinya kilat petir," tutur Hakiki.

Hakiki menyebutkan, cumulonimbus biasanya diasosiasikan dengan kejadian hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang. Bahkan puting beliung dan hujan es.

"Kami imbau warga selalu waspada terkait potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi, khususnya di musin hujan saat ini. Tapi adanya fenomena ini merupakan hal normal, jadi warga tidak perlu takut dan khawatir," kata Hakiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

Bandung
Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Bandung
Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Bandung
Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Bandung
Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Bandung
Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Bandung
Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Bandung
Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com