Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, di Bandung Bayar Akademi Futsal Pakai Sampah

Kompas.com - 29/02/2024, 19:33 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Hal unik diinisiasi Karang Taruna Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Anak-anak di daerah tersebut bisa membayar akademi futsal dengan sampah.

Hal itu dilakukan untuk menumbuhkan potensi anak-anak tanpa diributkan dengan masalah biaya.

"Anak-anak di sini punya potensi di bidang atletik futsal. Namun, karena mayoritas dari kalangan menengah bawah, seringnya terbentur dengan ekonomi. Mereka tidak bisa ikut akademi futsal atau sepak bola. Akhirnya kami bikin sendiri dengan sistem bayar menggunakan sampah," jelas Anggota Karang Taruna Kelurahan Cipadung Kulon, Ahmid Saepudin dalam rilisnya, Kamis (29/2/2024).

Baca juga: Tanah Terus Bergerak di Bandung Barat, Warga Diminta Jauhi Zona Merah

Para siswa Akademi Futsal Cikul tiap pekan ditargetkan mengumpulkan sampah anorganik sebanyak 80 kg. Jika dikonversikan dalam rupiah, bisa mencapai Rp 150.000-200.000.

Sampah anorganik disetorkan ke Bank Sampah milik Kelurahan Cipadung Kulon. Dari hasil penjualannya, uang tersebut digunakan untuk menyewa lapangan futsal.

"Hasilnya buat sewa lapangan untuk latihan. Bisa dibilang, kami ini akademi futsal pertama yang siswanya bayar pakai sampah. Program ini baru berjalan 5 bulan, semoga bisa semakin berkembang," ungkapnya.

Baca juga: Anggota TNI di Bali Diserang Sekelompok Orang di Lapangan Futsal

Ahmid mengaku, timnya mendapatkan banyak respons positif dari warga. Bahkan dengan adanya program ini, para orangtua jadi ikut memilah sampah demi anaknya bisa ikut Akademi Futsal Cikul.

"Positifnya lagi, anak-anak jadi peduli lingkungan. Mereka yang tadinya setelah jajan langsung buang sampah, sekarang jadi disimpan di tas biar bisa kumpulin banyak sampah anorganik," akunya.

Menanggapi hal itu, Ketua Kampung Kabesoka Kelurahan Cipadung Kulon, Suryana mengaku turut mengolah sampah organik yang diperoleh dari anak-anak didik Akademi Futsal Cikul.

"Nasabah bertambah terus sampai saat ini. Tiap Rabu ada penimbangan. Warga juga sekarang jadi antusias. Tabungan dari sampah anorganik bisa diambil untuk keperluan sekolah dan hari raya," papar Suryana.

Sampah anorganik yang terkumpul sebagian diolah jadi rastik, seperti kerajinan tangan, tempat pulpen, dan pajangan. Bahkan, hasil karya tersebut kerap dipesan untuk cendramata hajatan.

"Semuanya terbuat dari barang bekas. Ibu-ibu sekitar yang bikin. Kami sebulan sekali ada jadwal rutin buat kumpul bersama," lanjutnya.

Sementara itu, Lurah Cipadung Kulon, Muhammad Firman mengatakan, sampah organik diolah menggunakan maggot dan Kang Empos. Sampah anorganik diolah lewat Bank Sampah. Sedangkan sampah residu akan diolah dengan insinerator.

"Di Cipadung Kulon saya targetkan tahun ini tidak ada sampah yang keluar ke TPS dan TPA. Namun, pengolahan dengan insinerator ini jangan sampai menjadi masalah baru dengan adanya polusi. Harus dikaji lebih lanjut," tutur Firman.

Sedangkan maggotisasi saat ini sudah menuju ke fase ketiga. Pembibitan sudah mulai produksi. Produknya pun bahkan sudah diincar peternakan dan para penggemar burung kicau.

"Sekitar 20-25 kg sampah organik habis per hari oleh maggot. Kami ada 1.000 boks maggot, sampai sekarang sudah ada 6.883 kg sampah organik berhasil diolah dalam waktu 4 bulan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Bandung
Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Bandung
Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum  Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Bandung
Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Bandung
Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com