KOMPAS.com - Sebanyak 11 nyawa melayang dalam kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.
Pada Minggu (12/5/2024) pagi, sejumlah warga menggelar doa bersama dan shalat gaib di lokasi kejadian.
Seorang warga, Ahmad Herman, mengatakan, warga setempat berempati terhadap para korban kecelakaan.
"Ini merupakan inisiatif dari warga. Kami sesama muslim tentu ingin mendoakan yang terbaik kepada saudara-saudara kami. Semoga para korban bisa diterima di sisi terbaik-Nya dan segala amalnya diterima dan segala dosa dihapuskan," ujarnya, dikutip dari Tribun Jabar.
Sebelum berdoa, warga terlebih dulu melakukan tabur bunga di tempat kejadian perkara.
Tampak di lokasi itu masih terdapat puing-puing kendaraan yang terlibat kecelakaan pada Sabtu malam.
Baca juga: Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang
Kecelakaan yang melibatkan lima kendaraan ini terjadi di jalan raya Ciater, yang memiliki kontur menurun dan berkelok.
Di salah satu sisi jalan terdapat kebun teh. Sedangkan, di sisi yang lain berjejer warung-warung.
Saat malam hari, kondisi jalan tersebut minim penerangan.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan menuturkan, lokasi insiden yang menewaskan 11 orang ini merupakan jalur blackspot atau rawan kecelakaan.
“Lokasi ini adalah blackspot, sering terjadi kecelakaan di sini,” ucapnya di Subang, Minggu, dilansir dari Antara.
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak Allahu Akbar
Nantinya, polisi akan menggelar focus group disscusion (FGD) bersama instansi terkait. Hal ini untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah guna mencegah kejadian serupa.
"Rekomendasi termasuk masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu, atau mungkin seperti mana, (jalur) Emen ada diperlebar dan sebagainya, itu semua akan kita tuangkan," ungkapnya.
Disinggung soal penyebab kecelakaan, Aan mengaku pihaknya belum bisa menyimpulkannya karena saat ini masih melakukan penyelidikan.
"Kita belum bisa menyimpulkan, tentu dari hasil penyelidikan ini nanti bisa ditentukan apakah ini human error, apakah ini karena kendaraannya, karena teknis," tuturnya.
Baca juga: Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi