GARUT, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan ancaman bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi di musim pancaroba seperti saat ini.
Teguh Rahayu, Koordinator BMKG Jawa Barat yang juga Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Kamis (30/5/2024) memberikan penjelasannya.
Menurut dia, saat ini kebanyakan wilayah di Jabar berada di masa peralihan musim atau yang biasa dikenal dengan pancaroba. Kecuali, di sebagian wilayah utara yang sudah masuk musim kemarau.
Baca juga: Resep Teh Jahe Rempah, Minuman Wedang Sehat untuk Musim Pancaroba
"Di masa transisi ini, curah hujan sudah berangsur-angsur berkurang menuju musim kemarau. Tahun ini kemaraunya kemarau normal," kata Teguh Rahayu yang biasa disapa Ayu.
Ayu pun mengingatkan potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi seperti angin kencang, perubahan cuaca, dan udara yang tidak stabil.
"Pancaroba itu bukan musim tapi periode jangan salah. Musim kita cuma dua kemarau dan hujan," kata Ayu.
Ayu memperkirakan musim kemarau baru akan datang mulai akhir bulan Juni, dan puncak musim kemarau terjadi di bulan Agustus.
Setelah itu, pada September kembali memasuki periode peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.
Baca juga: PB IDI: Jaga Kesehatan Selama Musim Pancaroba
"Jadi mulai akhir bulan Juni sudah kemarau, Agustus puncak kemarau, dan September mulai pancaroba lagi menuju musim hujan," kata dia.
Di peralihan musim ini, Ayu menyarankan agar warga bisa menabung air di danau atau waduk untuk memperpendek masa kekurangan air saat musim kemarau.
"Meski sifatnya sementara, tapi ini salah satu upaya memperpendek masa kekurangan air," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.