TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan menyoroti naiknya angka stunting di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Selama ini, program Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, lewat "One ASN One Anak Stunting" atau satu anak stunting jadi anak asuh satu ASN, dinilai percuma dan tak berarti.
Kemudian, Pemerintah Kota Tasikmalaya diduga hanya mengeklaim di pemberitaan dengan menyebut selama ini angka stunting di daerahnya turun.
Padahal, sesuai data DPR RI serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, angka stunting Kota Tasikmalaya naik 4,7 persen.
Baca juga: Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan Stunting
Hal itu berdasarkan angka stunting Kota Tasikmalaya sebesar 22,4 persen di tahun 2022 menjadi 27,1 persen pada tahun 2023.
“Kalau di Kota Tasikmalaya berapa prevalensi stunting-nya, naik atau turun? Saya sangat prihatin, ternyata prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya ini tidak turun, malah naik 4,7 persen."
"Yakni, dari 22,4 persen pada 2022 menjadi 27,1 persen pada 2023," kata Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhayati, di Kota Tasikmalaya, Senin (3/6/2024).
Nurhayati menambahkan, pemangku kebijakan yang dipimpin Pj Wali Kota Tasikmalaya perlu penyikapan serius hasil survei stunting selama ini.
Pimpinan seharusnya menelaah serius dan evaluasi programnya apakah berjalan dan bermanfaat atau tidak selama ini?
Jangan sampai hanya sebatas nama program yang dimuat di media, tapi tak berarti apapun.
Termasuk upaya optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) bagi anak.
“Berapa sih angka atau prevalensi stunting Indonesia secara keseluruhan? Angkanya hanya turun 0,1 persen, yaitu 21,5 persen (SSGI 2023)."
"Ini jauh dari target pemerintah yaitu 17 persen pada 2023, “ tambah Nurhayati.
Baca juga: Pencemaran Air Dapat Sebabkan Stunting Hingga Kanker
Nurhayati mencontohkan tidak seriusnya pimpinan Kota Tasikmalaya dalam menyikapi hasil survei data stunting yang valid selama ini.
Misalnya, sesuai data di pihak Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, yang dilaporkan ke Pj Wali Kota Tasikmalaya, di wilayah itu terdapat 111 anak dengan 14,8 persen prevalensi stunting.