BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal melanjutkan program Citarum Harum setelah berakhir pada 2025.
Program Citarum Harum yang dilanjutkan KLHK nantinya akan berbasis pada komunitas-komunitas yang selama ini konsisten bergerak di sektor pelestarian lingkungan hidup.
“Citarum Harum kalau dari sisi Perpresnya tentu mungkin nanti Presiden yang menentukan tapi dari KLHK pasti akan terus (melanjutkan)," ujar Direktur Pengendalian Pencemaran Air (PPA) KLHK, Tulus Laksono saat ditemui di Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (3/6/2024).
Baca juga: Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...
Saat ini program Citarum Harum masih berjalan dengan melibatkan unsur TNI AD dengan mengacu Perpres No.15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang berdurasi hingga tahun 2025.
“Nah salah satu yang dipersiapkan, kita mengajak komunitas jadi berbasis masyarakat komunitas seperti Yayasan Bening Saguling ini. Mereka sebetulnya aksi nyata bersih-bersih sampah dan limbah tapi dia akhirnya punya unit bisnis juga seperti ternak magot hingga ayam telor dari daur ulang sampah. Kami mengharapkan komunitas bisa seperti,” kata Tulus.
Sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia akibat pencemaran limbah rumah tangga maupun limbah industri yang beraktivitas di sepanjang bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Seiring program Citarum Harum itu berjalan, kualitas air di sungai tersebut perlahan membaik.
Meski tidak sekotor pada 2018, Sungai Citarum saat ini tidak lepas dari pencemaran sampah plastik.
“Kalau kita lihat tren kualitasnya itu cenderung membaik. Cuman memang belum di level yang baik sekali, tapi kalau kita lihat trendnya dari tahun 2018 sampai 2023 itu cenderung ada peningkatan perbaikan kualitas Citarum," sebut Tulus.
Baca juga: Kantongi Data Pencemar DAS Citarum, Bey: Kami Tindak Lanjuti
Meski demikian, Sungai Citarum dinilai belum bersih sehingga musti ada kelanjutan program untuk meningkatkan kualitas air dan menjga ekosistem di sepanjang sungai.
“Cuman memang sekarang belum di level yang baik hasil akhirnya tapi kalau kita lihat trennya dari tahun 2018 sampai 2023 itu cenderung ada peningkatan perbaikan kualitas Citarum,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.