CIANJUR, KOMPAS.com – Sebanyak 24 macan tutul Jawa ada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP) Jawa Barat.
Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji Prabowo, mengatakan, jumlah tersebut ideal dengan area kawasan konservasi seluas 15.000 hektar.
Baca juga: Pantau Satwa Terancam, 60 Kamera Disebar di Gunung Gede Pangrango
“Dengan range area dan daya jelajah macan tutul, populasinya saat ini kami rasa cukup ideal,” kata Sapto kepada Kompas.com di kantornya, Senin (3/6/2024).
Baca juga: Pria Asal Jakarta Meninggal Usai Mendaki Gunung Gede Pangrango
Sapto mengatakan, pengunjung atau pendaki tidak perlu khawatir dengan keberadaan hewan dengan nama latin panthera pardus melas itu.
Sepengetahuannya, belum ada laporan kasus pendaki bertemu dengan macan tutul di jalur pendakian.
“Andai misalnya bertemu di kawasan, hal yang pertama dilakukan adalah tenang, tidak panik. Tidak membuat gerakan yang dianggap mengancam si macan, karena ia akan bereaksi ketika ada gerakan yang mengancamnya,” kata Sapto.
Lalu dengan tenang mundur perlahan, menjauh tanpa membalikan badan.
“Jangan lari, karena kalau tiba-tiba lari apalagi berbalik badan bisa diserang,” ucapnya.
Sapto mengatakan, sifat satwa liar termasuk macan tutul adalah menghindari manusia, kendati beberapa kasus pernah terjadi macan tutul turun atau keluar kawasan.
“Terakhir turun itu pada November 2023. Perilaku itu biasanya anakan yang sedang dilatih induknya untuk berburu, atau saat musim tanam ketika melacak mamalia kecil seperti landak yang mencari umbi-umbian ke kebun warga,” ujar Sapto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.