Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Peternak Cileunyi, Sepi Pembeli Sapi Jelang Idul Adha

Kompas.com, 4 Juni 2024, 13:01 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sejak pagi, Deden "Sapi" sudah terlihat sibuk di kandang sapinya di Kampung Demah Luhur, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lelaki 47 tahun itu sebenarnya memiliki nama asli Hendra Cipta. Namun, karena eratnya pekerjaan dia dengan sapi, julukan Deden "Sapi" pun menjadi melekat pada dirinya. 

Kata "Sapi" yang disematkan di belakang namanya menandakan dia telah lama berkecimpung di dunia peternakan.

Suasana saat ini, menurut Deden, sebenarnya sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan hantaman pandemi Covid-19 serta wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyusul.

Masih lekat di ingatan Deden, bagaimana pandemi Covid-19 dan wabah PMK menjadi momok yang menakutkan bagi dia dan banyak peternak sapi lainnya.

Baca juga: Banten Kekurangan 46.375 Ekor Hewan Kurban

"Waktu Covid-19 semua perekonomian ya sama turunlah, apalagi kami, dan terus itu PMK juga bikin kami kesulitan," kata Deden saat ditemui di kandang sapinya, Selasa (4/6/2024).

Deden bercerita, kegiatannya mengurus sapi sudah dimulai sejak tahun 1991.

Berawal dari keahlian yang diwariskan keluarga, Deden lalu mencari pengetahuan lebih dalam soal cara beternak sapi.

"Saya masih ingat betul, dulu jaman sapi per ekornya masih Rp 4 juta, saya sudah mulai belajar, nah sekarang harganya sudah Rp 25 juta," kata Deden.

Warisan keahlian dari keluarga tak ia sia-siakan, kandang yang awalnya hanya menampung beberapa ekor sapi, kini sudah mampu menampung 50 ekor sapi.

Meski sapi yang dia kelola bukan miliknya, ia bersyukur keahlian turun-temurun dari keluarganya masih bisa dipraktikkan.

"Ya saya turun temurun. Dulu enggak di sini, tempatnya pindah-pindah, ini ada yang dari investor, juga ada milik Desa Cileunyi Kulon," kata dia.

Baca juga: Bupati Kebumen Borong 11 Sapi untuk Kurban Idul Adha

Jenis sapi yang dijualnya mulai dari metal, limosin, pegon, rambonan, dan peranakan ongole (PO).

"Kalau di sini sapi jenis maduraan itu kurang peminat, kalau yang lain terbilang bagus, sekarang saya jual yang paling murah Rp 20 juta yang paling mahal Rp 40 juta," tutur dia.

Sepi pembeli sapi

Salah seorang peternak sapi di Desa Cileunyi Wetan, saat memberikan pakan Sapi, Selasa (4/6/2024) para peternak sapi Cileunyi mengakui tahun ini penjuakan sapi mengalami penurunan penjualanKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Salah seorang peternak sapi di Desa Cileunyi Wetan, saat memberikan pakan Sapi, Selasa (4/6/2024) para peternak sapi Cileunyi mengakui tahun ini penjuakan sapi mengalami penurunan penjualan
Sayangnya, di momen Idul Adha yang tinggal menghitung hari, peternak hewan kurban, baik yang menjual di kandang maupun di pinggir jalan di kawasan ini, belum bisa meraup pundi-pundi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau