BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Aroma Sungai Citarum menyeruak. Baunya yang khas campuran berbagai limbah dengan air Situ Cisanti yang mengalir sepanjang 297 kilometer hingga ke Laut Jawa.
Lautan sampah di bawah jembatan Babakan Sapan (BBS) Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, membentang sepanjang tiga kilometer.
Tampak dari ujung hamparan sampah itu sebuah perahu kayu kecil mencoba membelah lautan sampah.
Seorang pemuda melaju ke tengah sampah-sampah tanpa peduli kotor atau bau yang menyengat.
Namanya Mulyana. Dia adalah pemuda usia 18 tahun asal Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat yang hidup sebagai pemulung di bantaran Sungai Citarum.
“Lagi mencari sampah plastik. Buat dijual lagi. Ngumpulin-nya bekas botol plastik, cup gelas plastik, semuanya yang dari plastik,” kata Mulyana.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat menghitung, 60 persen dari lautan sampah yang menjadi hamparan di permukaan Sungai Citarum merupakan sampah plastik.
Baca juga: Cegah Pencemaran Citarum, DLH Jabar Kerahkan Patroli Sungai
Dari tumpukan itu, Mulyana maraup cuan dengan memungut sampah plastik yang bisa ia jual lagi ke pengepul.
Sampah-sampah plastik yang ia pungut nantinya akan didaur ulang untuk disulap menjadi barang yang mempunyai nilai manfaat.
“Mulai mencari (plastik) setiap hari dari jam enam pagi sampai jam 12 siang. Nanti hasilnya ditimbang untuk dijual,” ujar Mulyana.
Dalam waktu setengah hari, Mulyana biasanya bisa mengumpulkan sampah plastik sampai 50 kilogram. Jika lebih rajin ia bahkan bisa mengumpulkan 1-2 kwintal sehari.
Menggunakan perahu kayu sederhana, ia menumpuk sampah plastik mulai dari botol bekas, gelas bekas, dan berbagai macam jenis sampah plastik.
“Nanti jam enam sore ada pengepulnya datang. Sampah-samph yang diambil dari sungai langsung diangkut,” kata Aten.
Baca juga: Sampah di Sungai Citarum Diangkut ke TPA Sarimukti
Tak jarang Aten menemukan barang-barang bekas yang tidak biasa. Furnitur seperti sofa, lemari pakaian, bahkan sampai mayat manusia pun sering dia jumpai di tengah gundukan sampah ini.
“Di lokasi ini memang tempat berkumpulnya berbagai sampah dari Bandung. Sering lihat mayat juga. Tapi karena malas jadi saksi dan menghabiskan waktu, kadang kita lewat aja,” papar Aten.
Sampah domestik yang dibuang ke Sungai Citarum masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
Perilaku buruk buang sampah ke sungai itu menjadi tugas Pemerintah daerah masing-masing untuk mendisiplinkan warganya demi mewujudkan Citarum yang "harum".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.