SUKABUMI, KOMPAS.com - Pejabat sementara (Pj) wali kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyebut pemberian vaksin imunisasi terhadap bayi berinisial MKA sesuai prosedur.
Hal itu diungkap Kusmana kepada awak media setelah digelar pertemuan hasil audit bersama perwakilan Kementerian Kesehatan, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI), perwakilan Dinas Kesehatan Jawa Barat, perwakilan Dinas Kesehatan Sukabumi, dan unsur Forkopimda Kota Sukabumi.
“Adapun hasil audit Komnas KIPI memberikan kesimpulan prosedur pemberian imunisasi telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku,” kata Kusmana kepada awak media, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Dua Kali Disuntik, Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Empat Varian Vaksin Sekaligus
Papar kusmana, untuk mengetahui penyebab kematian MKA diperlukan beberapa data tambahan, termasuk hasil autopsi bayi berusia 2 bulan 28 hari itu.
“Untuk mengetahui penyebab kematian (MKA) diperlukan tambahan data dan bukti dengan melakukan pemeriksaan uji endotoksin, dan sterilitas terhadap semua vaksin yang diberikan serta melakukan autopsi forensik,” sambung Kusmana.
Pihak keluarga ingin meminta kepastian penyebab MKA meninggal dunia, namun Kusmana berujar hal tersebut masih memerlukan waktu untuk pembuktian.
“Keinginan pihak keluarga ingin ada kepastian terkait dengan penyebab, karena kalau secara ketentuan prosedur sudah dilakukan tapi datanya tidak lengkap untuk kepastian penyebab kematiannya,” ucap dia.
“Namun tadi sudah dijelaskan juga sedang dilihat dari BPOM (uji lab) yang hasilnya 3 minggu kemudian, dan akan dilakukan autopsi, proses itu juga kan saya tidak tahu mekanismenya kaya gimana, itu nanti dari pihak Polres,” tutur Kusmana.
Seperti diketahui, bayi berinsial MKA dari pasangan Deara Wulandari dan Isan Nur Arifin meninggal dunia setelah beberapa jam mendapatkan 4 varian vaksin imunisasi sekaligus.
Pada Selasa (11/6/2024) di Puskesmas MKA menerima vaksin BCG, DPT, yang dilakukan dengan cara disuntik serta vaksin Polio dan Rotavirus dengan cara ditetes ke mulut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang