Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Culik Anak, Pria di Cirebon Terluka Parah karena Diamuk Warga

Kompas.com, 15 Oktober 2024, 11:57 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Dugaan aksi penculikan anak yang terjadi di Desa Suci, Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, viral di media sosial, Senin (14/10/2024) malam.

Warga yang tak tahan emosi langsung mengejar terduga pelaku yang nekat melarikan diri saat diamankan perangkat desa. Aksi main hakim ini diredam petugas Polsek Mundu, Polres Cirebon Kota.

Aksi main hakim warga terhadap pria misterius yang diduga menculik anak ini terekam kamera warga pada Senin malam. Dalam video itu, tampak warga yang geram langsung ramai-ramai berteriak dan mengejar pria tersebut.

Baca juga: Demi Biaya Lahiran Istri, Pria di Makassar Nekat Curi Knalpot Motor hingga Nyaris Diamuk Massa

Setelah terkejar, pria itu menjadi bulan-bulanan warga. Perangkat desa dan petugas kepolisian langsung melerai dan membawa tersangka ke rumah sakit untuk penanganan medis.

Iskandar, kepala Dusun 3, Desa Suci Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, menyampaikan, peristiwa itu terjadi di wilayah pesayangan Blok Banyusrep, Desa Banjarwangunan, Senin sore.

Menurut informasi, kata Iskandar, terduga pelaku sudah membawa seorang anak. Ibu anak yang melihat aksi pelaku pun kaget lalu berteriak.

"Di situ dia lari, dikejar warga hingga blok Tenggeran. Di situ, terduga pelaku ditangkap warga, lalu dibawa ke Balai Desa Suci, lalu diamankan perangkat dan petugas Polsek Mundu," kata Iskandar, saat ditemui Kompas.com di Balai Desa Suci, Selasa (15/10/2024) pagi.

Meski telah diserahkan, warga yang kesal berbondong-bondong ke balai desa hingga memenuhi halaman. Iskandar bersama perangkat berusaha meminta keterangan dari terduga pelaku namun tidak menjawab.

Tiba tiba, Senin malam, saat hendak dibawa ke polsek setempat, pria misterius ini berusaha melarikan diri hingga melompati pagar balai desa. Seketika, warga langsung mengejar dan meluapkan emosinya. Pada saat yang sama, perangkat desa dan petugas kepolisian langsung melerai dan mengamankan pria misterius di jalan raya.

"Terlalu banyak warga, terus tersangka melarikan diri, warga juga emosi, loncat pagar, lari ke jalan raya, dikejar dan kena. Pas pihak kepolisian langsung mengamankan," tambah Iskandar.

Dibawa ke rumah sakit

Iptu Didi Sumardi, kapolsek Mundu, Polres Cirebon Kota, menegaskan pihaknya langsung mengamankan pria misterius tersebut. Tim Polsek langsung membawa pria itu ke Rumah Sakit Pelabuhan, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Gunung Jati.

"Sampai saat ini, pria misterius tersebut masih diobservasi tim medis Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon," kata Didi saat ditemui Kompas.com di Polsek Mundu.

Baca juga: Video Viral Puluhan Remaja Hendak Tawuran Diamuk Warga

Didi menjelaskan, Tim Inafis Polres Cirebon Kota sudah melakukan olah TKP sekaligus memeriksa identitas terduga pelaku tersebut. Petugas menggunakan rekaman sidik jari laten untuk melihat database kependudukan lantaran tersangka tidak memiliki identitas apapun.

Terkait adanya dugaan gangguan jiwa, Didi tidak dapat memberikan keterangan sebelum adanya pemeriksaan medis pihak berwenang.

Dirinya meminta agar masyarakat tahan diri dan bersabar agar tidak mudah main hakim sendiri, dengan menganiaya orang yang belum diketahui kebenarannya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau