CIANJUR, KOMPAS.com - Dari sederet program yang ditawarkan para paslon bupati dan wakil bupati Cianjur di debat terbuka, Jumat (25/10/2024) petang, terdapat program identik yang diusung palson nomor urut 01 dan 02.
Paslon nomor urut 01 Herman - Ibang mengusung program bantuan Rp 30 juta per RT per tahun, sementara paslon nomor urut 02 Wahyu - Ramzy menjanjikan hal yang sama dengan besaran Rp 25 juta.
Program identik itu menjadi bahasan dalam segmen kelima ketika cawabup 02 Ramzy bertanya ke paslon 01 soal urgensi program tersebut.
Baca juga: Edy Sebut Banyak Orang Miskin di Asahan, Hinca Panjaitan: Bawa Datanya di Debat
"Saya punya pengalaman 36 tahun menjadi aparatur pemerintah, saya paham terhadap anggaran-anggaran di Pemkab Cianjur. Dengan jumlah RT sebanyak 11.000 lebih dikalikan Rp 30 juta, itu bisa dilaksanakan sehingga pembangunan ke depan, button up mulai dari tingkat RT," terang Herman menjawab pertanyaan.
Menanggapi jawaban tersebut, Ramzy sepakat terkait manfaat dari program tersebut, hanya saja program yang diusung rivalnya itu memiliki perbedaan.
"Kami juga mempunyai program Rp 25 juta per RT. Tapi, perbedaannya kami meneruskan program dari pemimpin sebelumnya, dari yang Rp 10 juta per RT dan Rp 12,5 juta per RT," ucap Ramzy.
"Kemudian program itu hilang (pemerintahan Herman) dan sekarang muncul lagi menjelang pilkada. Tapi, kalau kami itu konsisten meneruskan program tersebut dari bupati sebelumnya," imbuhnya.
Baca juga: Debat Pilkada Aceh, Fadhlullah Sindir Bustami Tak Punya Koneksi dengan Pemerintah Pusat
Menanggapi soal program yang identik dari dua paslon tersebut, cabup 03 Deden Nasihin mengkritisi karena dinilai kurang tepat sasaran jika dikaitkan dengan persoalan krusial yang tengah dihadapi masyarakat Cianjur saat ini.
Menurut Deden, program insentif untuk RT/RW tidak mencerminkan bagaimana pemimpin membuat kebijakan yang bermanfaat secara lebih luas.
"Masalah Cianjur itu krisis IPM (indeks pembangunan manusia). Karenanya, masyarakat harus cerdas dan jeli melihat mana program yang lebih baik dan berkelanjutan," ungkap Deden.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang