CIANJUR, KOMPAS.com – Momentum libur panjang Isra Miraj dan Imlek membawa dampak positif bagi sektor pariwisata di Puncak, Cianjur, Jawa Barat.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur mencatatkan tingkat okupansi hotel rata-rata sebesar 69 persen.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indrapaja, mengatakan bahwa tingkat hunian hotel bervariasi antara 50 persen hingga 90 persen dari 37 hotel berbintang dan non-bintang di kawasan tersebut.
"Rata-rata tingkat hunian berada di angka 69 persen. Ini cukup tinggi dan tentunya menjadi kabar baik bagi para pengusaha hotel, restoran, serta pelaku usaha pariwisata lainnya," ujar Nano saat dihubungi melalui telepon, Rabu (29/1/2025).
Baca juga: Hotel di Yogyakarta Laris meski Rp 17 Juta Per Malam, Siapa Saja yang Sewa?
Selama libur Isra Miraj dan Imlek, sebanyak 1.276 kamar dari total 1.850 kamar hotel di Cianjur terisi. Tarif per kamar per malam bervariasi, mulai dari Rp400.000 hingga Rp2,2 juta, dengan keuntungan yang diperkirakan mencapai sekitar 40 persen bagi pengusaha hotel.
Nano juga mengingatkan pentingnya kewajiban pengusaha hotel untuk tertib dalam membayar pajak sebagai kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
"Kita selalu ingatkan untuk tertib dalam membayar pajak, sehingga hak dan kewajibannya pada pemerintah terpenuhi," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang