Editor
KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kegiatan retreat yang dilaksanakan di Magelang tidak akan menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat.
“Saya sampaikan secara personal, sudah meminta Kepala Biro Umum Pemprov Jabar agar tidak mengeluarkan biaya dinas untuk mengikuti kegiatan tersebut,” ujar Dedi Mulyadi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (15/2/2025).
Dedi memastikan bahwa seluruh biaya dalam kegiatan tersebut akan ditanggung secara pribadi. Ia menekankan bahwa dirinya tidak ingin membebani anggaran pemerintah daerah untuk keperluan retreat di Magelang usai dilantik pada 20 Februari 2025 nanti.
Baca juga: Setoran Biaya retreat Kepala Daerah Ditunda, Pemkot Solo Tunggu Arahan Kemendagri
“Semuanya insya Allah dibiayai sendiri. Saya tidak mau langkah saya membebani Provinsi Jawa Barat. Kecuali nanti kalau sudah ada kegiatan yang dilaksanakan dan itu memang menjadi kewajiban provinsi, saya akan menggunakan anggaran tersebut,” tambahnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap tenang, karena dirinya akan terus bekerja untuk kepentingan publik tanpa merugikan kepentingan masyarakat.
“Insya Allah, jangan khawatir, jangan cemas. Kita akan terus bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan saya tidak mau merugikan kepentingan masyarakat. Saya juga tidak ingin mengeluarkan anggaran yang sebenarnya bisa saya tanggung sendiri,” ujarnya.
Meski demikian, Dedi mengakui bahwa untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan jembatan tetap memerlukan dukungan anggaran dari pemerintah.
Namun, untuk kebutuhan pribadi seperti transportasi, sewa kendaraan, atau pembelian perlengkapan pribadi dalam kegiatan retreat di Magelang, ia memastikan akan menanggungnya sendiri.
Baca juga: Bupati Terpilih Ikuti retreat di Akmil Magelang, Pemkab Madiun Alokasikan Rp 22 Juta
“Kecuali bangun jalan, sekolah, jembatan, saya tidak sanggup. Kalau sekadar transportasi, sewa kendaraan, atau beli sepatu dan baju, kita mampu. Anggap saja kita anak yang masuk sekolah dan kuliah,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang