BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Bandung sedang melakukan evaluasi terhadap dua program pengurangan sampah, yaitu Buruan Sae dan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman), yang sebelumnya digagas oleh Wali Kota Bandung terdahulu, almarhum Oded M Danial.
Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa kedua program tersebut dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi jumlah sampah di Kota Bandung.
"Saya itu sekarang sedang menelisik dasar aturan dari Buruan Sae dan juga dari Kang Pisman. Jadi kita lagi mau melihat dulu esensinya apa dan apa perbaikan yang bisa kita lakukan. Karena memang kita perlu sekali untuk memastikan bahwa sampah itu harus sudah selesai dari hulunya," ujar Farhan di Kantor DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, pada Rabu (11/6/2025).
Baca juga: Lantik Sekda Baru, Wali Kota Bandung Amanahkan 3 PR Utama
Farhan menambahkan bahwa program Buruan Sae perlu segera diganti nama dan logo.
"Kita akan ganti nama sama ganti logo khusus untuk Buruan Sae, karena Buruan Sae ternyata logo dan namanya sudah didaftarkan dengan nama pribadi orang lain, jadi kita akan pakai nama lembaga saja," jelasnya.
Terkait program Kang Pisman, Farhan menekankan pentingnya evaluasi untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai harapan.
"Output dari Kang Pisman itu kawasan bebas sampah. Kawasan bebas sampah ini sekarang ini baru ada kurang dari sepertiga dari seluruh kecamatan. Padahal satu kawasan bebas sampah itu hanya mengelola 30 persen sampah sebelum dibuang. Secara rata-rata ini masih kurang dari 10 persen," ungkapnya.
Farhan juga mengajak warga Kota Bandung untuk lebih aktif menerapkan prinsip Kang Pisman di kawasan masing-masing.
Dengan demikian, pengurangan sampah di hulu dapat lebih maksimal, didukung oleh keberadaan insinerator berskala kecil yang telah tersebar di beberapa titik.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung Jenguk Bobotoh yang Jatuh dari Jembatan Pasupati di RSHS
"Kalau semua warga ikutan Kang Pisman dan Buruan Sae, insya Allah 30 persen sampah akan tertangani. Sampah yang dikelola di hulu kalau sudah 100 persen Kawasan Bebas Sampah 30 persen, sampahnya terselesaikan 600 ton. Itu yang lagi kita kejar sekarang. Insinerator pelan-pelan sudah mulai berdiri-berdiri, kita lagi coba satu per satu," tandasnya.
Dengan langkah ini, Pemerintah Kota Bandung berharap dapat meningkatkan efektivitas program pengurangan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang