BANDUNG, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menanggapi persoalan geopolitik terkait konflik Iran-Israel.
Ia mengingatkan semua perwira TNI harus siap menerima perubahan di tengah persoalan geopolitik yang dinamis.
"Ya kita harus siap menerima setiap ada perubahan. Para perwira harus menjadi perwira yang siap menerima perubahan. Jadi, kita harus mengubah pola visi, pola tindak, doktrinnya harus kita ubah dengan peperangan yang seperti ini," ucap Agus seusai acara penutupan Dikreg LIII Sesko TNI 2025 di Sesko TNI, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (24/6/2025).
Baca juga: Dua Warga Bandung Barat Dipulangkan dari Iran Akibat Perang
Agus juga meminta anggota dan para perwira TNI untuk bersikap profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif.
Ia mengaku saat ini tengah membenahi internal TNI sehingga para prajurit memiliki kesejahteraan yang baik, hingga pelatihan yang baik.
"Saya benahi untuk TNI, profesional, sejahteranya harus baik, harus dilatih dengan baik. Jadi, sekarang ada kebijakan dari saya bahwa setiap pendidikan, menembak 1.000 butir, agar lebih profesional," ucapnya.
Agus juga menyampaikan bahwa TNI harus menjadi organisasi yang dapat menjawab segala tantangan di tengah geopolitik yang dinamis ini.
"Well organized dan mengorganisasi supaya organisasi yang kita bentuk bisa menjawab tantangan masa depan yang sekarang secara geopolitik dan strategis ini kan sangat dinamis," ucapnya.
Baca juga: Perang Israel-Iran Dikhawatirkan Berdampak pada Nilai Ekspor DI Yogyakarta
Dansesko TNI Marsdya TNI Arif Budiyanto menambahkan, Dikreg angkatan 53 ini memang diberikan pembekalan atau diskusi mengenai isu geopolitik maupun geostrategi yang terjadi saat ini.
"Jadi, mereka selama 4 bulan, dalam 1 minggu, 3 kali mereka melaksanakan diskusi terkait masalah hot issue terkait perkembangan geopolitik maupun geostrategi," katanya.
Beberapa contoh isu geopolitik seperti perang dagang Amerika, Pakistan-India, hingga perang Iran-Israel menjadi pembahasan dalam diskusi.
"Jadi, para siswa-siswa ini diharapkan begitu mereka keluar dari sini, tidak tertinggal dari perkembangan geopolitik maupun geostrategi. Karena memang materi yang diajarkan di sini, salah satunya adalah terkait masalah hot issue di kawasan," ucapnya.
Baca juga: Anggota DPR Apresiasi Langkah Cepat TNI Evakuasi WNI dari Iran dan Israel
Dalam pelaksanaan pendidikan, Dikreg angkatan 53 ini mengalami perubahan pengurangan waktu pendidikan dari awalnya 10 bulan menjadi 4 bulan.
"Namun, semua program dapat kami sesuaikan dengan waktu yang ada. Walaupun ada beberapa materi yang tidak bisa kami laksanakan, ini menjadi evaluasi kami," ucapnya.
Dikatakan ada sekitar 212 Perwira siswa Dikreg angkatan 53 ini, mereka terdiri dari 78 siswa dari angkatan darat, 55 siswa dari angkatan laut, 45 siswa dari angkatan udara, 26 siswa dari kepolisian, dan 8 siswa dari mancanegara.
"Yang mancanegara itu terdiri dari Malaysia dan Arab Saudi mengirimkan dua, kemudian dari Singapura, Australia, Thailand, dan India. Mereka melaksanakan pendidikan selama 4 bulan," ucapnya.
Tahun ini ada penyesuaian, pendidikan dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun.
Tahun ini ada dua angkatan yang melakukan pendidikan di Sesko TNI, yakni Dikreg 53 dan Dikreg 54.
"Kemudian untuk batch kedua di tahun 2025 ini akan terbuka lagi nanti pada tanggal 5 Agustus, angkatan yang 54, dan itu ditutup pada tanggal 4 Desember 2025," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang