CIANJUR, KOMPAS.com – Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terancam rusak akibat faktor alam seperti gempa, hujan, dan paparan panas. Sejumlah bagian situs prasejarah ini mulai runtuh, miring, bahkan patah.
Ketua Tim Kajian Pemugaran Situs Gunung Padang, Ali Akbar, mengatakan beberapa bagian sudah mendesak untuk direkonstruksi agar keasliannya tetap terjaga dan dapat terus dikaji.
“Berdasarkan hasil survei bersama warga setempat, sekitar dua kilometer ke arah selatan, tepatnya di Ciukir, terdapat sumber batuan serupa yang dapat digunakan untuk proses ini,” kata Ali kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (10/8/2025).
Ali menjelaskan, prinsip perbaikan berpegang pada kaidah pemugaran, yakni mengganti material rusak dengan bahan serupa dari sumber terdekat, tanpa menggunakan semen atau merekayasa ulang bentuk seperti taman buatan.
Baca juga: Ungkap Misteri Peradaban, Situs Gunung Padang Segera Dipugar
“Dengan begitu, keaslian fisik bangunan tetap terjaga dan nilai sejarahnya tidak hilang. Saat ini, tim sedang melakukan kajian komprehensif sebelum rencana pemugaran dilaksanakan,” ujarnya.
Di teras pertama, terdapat tebing setinggi empat meter di sisi barat yang sudah runtuh dan perlu direkonstruksi, sedangkan sisi timurnya masih berdiri kokoh. Batu-batu tegak yang miring, patah, atau rebah akan dipasang kembali atau diganti dengan material sejenis dari lokasi lain.
Menurut Ali, sebagian besar struktur situs megalitikum itu masih terpendam di bawah tanah dan tertutup pepohonan. Pembukaan area akan dilakukan bertahap agar bentuk asli situs semakin jelas.
Beberapa ornamen yang rusak sedang dipetakan sehingga penanganannya bisa tepat sasaran. “Dengan mempertahankan fisik asli situs, penelitian dan kajian arkeologi akan lebih mudah dilakukan karena objek yang diteliti tetap terjaga kelestariannya,” kata Ali.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang