CIREBON, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengepung rumah seorang pria yang diduga menculik anak pada Senin (25/8/2025) malam.
Aksi warga yang marah itu sempat membuat suasana di depan rumah terduga pelaku penculikan mencekam.
Situasi itu terekam kamera warga dan viral di media sosial.
Video berdurasi 10 detik itu merekam jelas warga yang mengepung dan berusaha menyerang rumah terduga pelaku.
Mereka juga tampak hendak menerobos barikade polisi yang menjaga lokasi.
Bahkan, petugas yang diturunkan dalam pengamanan ini berseragam lengkap dengan tameng dan helm.
Baca juga: Korban Edit Foto Pakai AI Pelajar di Cirebon Tempuh Jalur Hukum: Jejak Digital Kapan Bisa Dihapus?
Petugas tampak menahan dorongan warga dan berusaha menghindar dari lemparan bambu serta sejumlah barang yang diarahkan ke barisan polisi.
Salah satu video yang viral diunggah oleh akun @Iskak Arjuna di grup Komunitas Orang Cirebon (KOCI).
Unggahan itu dikomentari 93 warganet, disukai 568 kali, dan dibagikan ulang 96 kali.
Unggahan tersebut pun mengajak agar warga berhati-hati menjaga anak karena sedang terjadi penculikan anak.
Sebagian kolom komentar pun dipenuhi luapan emosi warga.
Kasi Humas Polresta Cirebon, Ipda Ivan Arief Munandar, membenarkan adanya peristiwa pengamanan yang dilakukan Polresta Cirebon.
Namun, ia menegaskan bahwa petugas masih menyelidiki dugaan penculikan anak yang menyebar di media sosial.
Baca juga: Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat
"Info awal penculikan anak sedang kami dalami. Untuk korban, akan dilakukan visum dulu, apakah terjadi tindak pidana kekerasan seksual atau tidak. Termasuk apakah ada bukti lain selain penculikan," kata Ivan saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (26/8/2025) siang.
Ivan menambahkan, berdasarkan laporan sementara, korban maupun terduga pelaku berasal dari wilayah Tegal Gubug, tetapi pelaku tinggal di Desa Kedongdong.
Polisi sedang meminta keterangan dari terduga pelaku serta orang-orang yang diduga terlibat dan berkaitan dengan peristiwa tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang