Editor
KOMPAS.com - Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jalan Kinanti, RW 09, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, disegel warga karena aktivitas di tempat ini mengganggu kenyamanan.
Dapur MBG tersebut berada di dalam sebuah rumah berwarna putih dan biru muda. Sementara di bagian luar pagar terpasang sejumlah spanduk berwarna merah bertuliskan "disegel warga".
Baca juga: 194 Siswa SD hingga SMA di Garut Keracunan Massal Usai Santap MBG
Sejumlah motor dan satu unit mobil tampak terparkir di luar rumah.
Para penghuni atau pekerja berada di dalam sehingga mereka sulit untuk dimintai keterangan.
Perwakilan warga, Adam Harun, mengatakan, warga sebelumnya telah meminta penjelasan apakah dapur MBG tersebut telah berizin atau tidak.
"Dari awal pertama kali dia bangun ini, kita tegur, ini buat apa? Buat MBG, ada izinnya nggak? Dia bilang tidak ada izinnya," ujar perwakilan warga, Adam Harun (56), saat ditemui di Jalan Kinanti, Rabu (17/9/2025).
Baca juga: 251 Siswa di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan MBG, 78 Masih Dirawat Intensif
Sebelum rumah tersebut kontrakan itu dijadikan dapur MBG, para pekerja sempat meminta persetujuan warga sekitar.
"Kalau untuk program nasional, saya setuju programnya. Saya bilang setuju, setuju banget. Cuma saya pengen tahu dulu ceritanya gimana sih kalau produksi MBG itu," ujar Adam.
Kepada warga, pekerja dapur MBG menjelaskan bahwa pengerjaan MBG berlangsung selama 24 jam dengan sistem kerja dibagi ke dalam tiga shift.
Namun, pengerjaan 24 jam itu dinilai Adam bakal mengganggu kenyamanan warga sekitar.
"Ya sudah kalau mengganggu, saya enggak izinkan karena ini kawasan untuk rumah tinggal, bukan untuk industri. Apalagi ini 3.000-4.000 lebih per hari (porsi MBG). Itu yang pertama, akhirnya dia pulang (gak jadi)," ucap Adam.
Kemudian pada awal September 2025, tiba-tiba dapur MBG tersebut beroperasi di rumah tersebut tanpa izin warga dan pihak berwenang hingga akhirnya diprotes karena mengganggu.
"Nah kalau yang ini, tiba-tiba ngebangun. Saya datangin, ada izin nggak? Bilang sudah, tapi gak ada buktinya, dia tidak memperlihatkan. Tanggal 3 kita ketemu dulu, kita nolak, tapi dia tetap jalan," katanya.
Warga menolak dapur MBG karena kerap menimbulkan bau tak sedap dari sampah dan limbah yang dibuang ke saluran drainase sekitar rumah warga.
"Sampahnya bau karena ada yang numpuk di sana, terus pembuangan limbah dan cucian ke sini, jadi kan jelas bau, makanya saya komplain," ujarnya.