Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Efisiensi Besar-besaran APBD 2026, Siap-siap Cuma Disuguhi Air Putih!

Kompas.com, 25 September 2025, 06:51 WIB
Farid Assifa,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bakal melakukan penghematan besar-besaran dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026.

Sejumlah kegiatan akan dipangkas, seperti seremoni dan perjalanan dinas.

Kebijakan itu diambil setelah dana transfer daerah dari pemerintah pusat mengalami penurunan drastis.

Dalam pembahasan bersama jajaran di Kantor Gubernur, Bandung, Rabu (24/9/2025), yang juga disiarkan lewat kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, terungkap bahwa secara nasional dana transfer daerah turun dari Rp 919 triliun pada 2025 menjadi Rp 693 triliun pada 2026.

Baca juga: Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!

Untuk Jawa Barat, penurunan dana transfer daerah mencapai Rp 2,458 triliun.

Rinciannya, dana bagi hasil pajak pusat merosot dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 843 miliar, dana alokasi umum (DAU) dari Rp 4 triliun ke Rp 3,3 triliun, serta dana alokasi khusus (DAK) fisik senilai Rp 276 miliar benar-benar dihapus.

Sementara itu, DAK nonfisik untuk BOS turun tipis dari Rp 4,8 triliun ke Rp 4,7 triliun.

Terkait penurunan drastis bagi hasil pajak menjadi Rp 843 miliar, Dedi berkelakar bahwa itu bukan turun, melainkan hilang.

“Bukan turun, itu mah hilang, Pak. Kalau turun mah 10 persen,” kata Dedi tertawa dalam forum tersebut.

Program untuk publik tetap berjalan

Meski demikian, Dedi menegaskan program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat tetap akan berjalan.

“Pembangunan ruang kelas baru, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial tidak akan satu rupiah pun dikurangi,” ujarnya kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Rabu (24/9/2025) malam.

Pemprov Jabar bakal memangkas anggaran yang dianggap tidak mendesak, seperti: 

  • Jamuan makan dan snack dihapus, hanya menyisakan air mineral.
  • Pemakaian listrik dikurangi 50 persen, dengan pemadaman kantor di malam hari kecuali area depan.
  • Penggunaan air dan fasilitas digital dipangkas separuh dari anggaran sebelumnya.
  • Perjalanan dinas kembali dipotong setengah, baik untuk pegawai kantor maupun sekolah.
  • Seremoni dibatasi, hanya menyisakan upacara 17 Agustus dan peringatan hari jadi Jabar.
  • Belanja hibah kemungkinan besar ditiadakan jika dianggap tidak mendesak.

Dedi memastikan langkah efisiensi ini tidak akan menyentuh pekerja lapangan seperti satpam dan office boy.

“Itu kehidupan mereka yang harus kita jaga,” tegasnya.

Ia mengakui, kondisi APBD 2026 sangat berat. Namun, pemerintah daerah harus tetap berjuang melayani masyarakat.

“Seberat-seberatnya sekarang, masih punya bensin, kantor, dan internet. Jadi ya sudah, sebagai pemimpin pejuang anggap ini cara untuk meraih kemajuan dengan kerja keras,” ucapnya.

“Pokoknya yang berkunjung ke Jawa Barat nanti jangan komplain sama saya. Karena saya hanya nyuguhin air putih. Karena punyanya tinggal itu,” tutup Dedi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau