Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bandung Ngadu ke Dedi Mulyadi soal Pungli Rp 1 Juta untuk KTP, Disdukcapil Bandung: Jangan lewat Calo!

Kompas.com, 23 Oktober 2025, 17:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang pria asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mendatangi kediaman Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, untuk mengadukan dugaan pungutan liar (pungli) dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Pria tersebut, diketahui bernama Dede Gantana, warga Kampung Kaum, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot. Ia bahkan merekam kedatangannya dan mengunggah video aduannya ke akun TikTok pribadinya.

Dalam video yang telah ditonton ribuan kali itu, Dede mengaku diminta membayar antara Rp 800.000 hingga Rp 1.000.000 untuk mengurus KTP dan KK. Ia juga menyinggung adanya dugaan praktik premanisme di wilayahnya.

“Waktu itu, kata petugas di kantor desa harus nunggu dua minggu baru beres. Ya saya aman saja karena enggak buru-buru juga,” kata Dede saat dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Sudah 4 Bulan Minta Tambang Ilegal Galunggung Ditutup, Kini Endang Juta Jadi Tersangka

Namun, usai keluar dari kantor desa, Ketua RW setempat justru meminta sejumlah uang.

“Padahal waktu itu saya bikin KTP dan KK secara mandiri, enggak nyuruh RW,” ujarnya.

Dede mengaku memiliki bukti rekaman percakapan dengan korban lain yang juga diminta uang oleh oknum RW.

“Betul ada yang Rp 800.000 sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang sudah pegang uang Rp 500.000, tapi masih diminta lebih,” ungkapnya.

Menurut Dede, banyak warga lain juga mengeluhkan hal serupa, tetapi takut bicara karena khawatir diintimidasi oleh oknum yang dekat dengan pengurus RW.

“Banyak sebenarnya keluhan warga. Tapi mereka takut, karena si Pak RW itu bukan cuma pungli di KTP saja,” ujarnya.

Ia mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke pemerintah desa dan Kabupaten Bandung.

“Saya enggak tiba-tiba datang ke Lembur Pakuan. Sudah ketemu juga sama Bupati. Tapi jawabannya cuma, ‘laporkan saja ke polisi’,” kata Dede.

Dua kali datang...

Kedatangannya ke rumah Dedi Mulyadi sudah dilakukan dua kali, yakni pada Agustus 2025 dan terakhir pada 18 hingga 20 Oktober 2025.
“Ke sana juga enggak ada tanggapan. Malah dicuekin aja,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bandung, Tata Irawan, menegaskan bahwa seluruh pelayanan administrasi kependudukan bersifat gratis.

“Intinya semua pelayanan yang dilaksanakan oleh Disdukcapil itu adalah gratis,” kata Tata.

Ia mengaku sudah mengetahui video viral tersebut setelah diteruskan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Selain Oknum ASN, Tersangka Pungli KTP Elektronik di Sukabumi Bertambah Satu

“Pak Sekda juga mempertanyakan, ‘Kenapa bisa begini?’ Kami sudah jawab. Kabupaten Bandung luas, warganya 3,8 juta,” ujarnya.

Tata menduga, Dede membuat KTP dan KK melalui perantara atau calo sehingga dimintai uang.
“Kalau dia datangnya ke calo, ya salah atuh. Datangnya ke kami di Disdukcapil. Kami sudah layani dengan baik,” ucapnya.

Tata juga mengingatkan warga agar tidak tergiur menggunakan jasa perantara.
“Datang langsung ke kecamatan atau ke Disdukcapil. Bisa juga lewat Bandung Digital Service (BDS) atau Mall Pelayanan Publik di Soreang. Semua sudah lengkap,” bebernya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau