SUKABUMI, KOMPAS.com - Memasuki musim penghujan, potensi ular dan reptil lainnya untuk memasuki rumah atau muncul di pemukiman warga meningkat.
Hal ini disebabkan oleh meluapnya volume debit air, yang mendorong kelompok hewan reptil mencari tempat yang lebih aman.
Wakil Danton Pos Damkar Pelabuhanratu, Amirudin Haq, mengonfirmasi bahwa selama musim hujan, risiko masuknya hewan melata ke dalam rumah atau ke area pemukiman warga cukup tinggi.
“Ya memang biasanya di musim hujan, hewan melata seperti ular itu banyak berkeliaran di dekat pemukiman. Soalnya dari segi laporan yang masuk, di tiap bulannya selalu ada laporan ular yang masuk rumah,” ujar Amirudin Haq dalam keterangannya kepada Kompas.com via WhatsApp, Kamis (11/12/2025).
Baca juga: 22 Anak Ular Sanca ditemukan di Gorong-gorong Pelabuhanratu Sukabumi
Amirudin juga membagikan beberapa tips untuk mencegah rumah menjadi sarang reptil dan hewan melata seperti ular.
Yakni menjaga kebersihan rumah dan tidak membiarkan barang menumpuk.
“Tips dari kita sih jangan menyimpan sampah yang mungkin bisa mengundang tikus, karena memang tikus itu makanan ular di alam liar. Sebisa mungkin, tiap sore sampah dibuang ke TPS,” tuturnya.
Selain itu, Amirudin menyarankan agar lantai rumah selalu dibersihkan dengan menggunakan pewangi yang aromanya bisa mengganggu penciuman ular.
“Jangan menumpuk barang-barang yang memang sudah tidak diperlukan,” lanjut Amirudin.
Pada Selasa (9/12/2025) petang, sebanyak 22 ekor anak ular jenis sanca ditemukan di area gorong-gorong di Jalan Jajaway, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Anak ular tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas Damkar dan diamankan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang