Salin Artikel

Terungkap Asal-usul Bangkai Pesawat di Jalan Raya Bogor-Parung

Keberadaan bangkai pesawat tersebut telah mengantongi izin penggunaan lahan gudang atau penyimpanan bekas (ex) pesawat.

"Kalau yang punya lahan Pak Iwan Nanda kalau tidak salah ya, orang Jakarta. Tapi yang mengontrak itu Haji Teddi, yang bawa pesawat itu, terus mengontrak di lahan itu," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Pondok Udik, Imam Hermawan saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (6/1/2022).

Kendati demikian, Imam mengaku tidak mengetahui relasi dari pemilik bangkai pesawat tersebut.

Menurut dia, bangkai pesawat tersebut didapatkan dari maskapai penerbangan.

Pihak penyewa lahan membelah pesawat yang sudah tidak layak pakai dan membawanya menggunakan mobil kontainer pada malam hari.

Pengangkutan bangkai pesawat tersebut dikirim secara berangsur.

"Jadi memang dibawanya itu tidak utuh pesawat gitu ya, hanya serpihan-serpihan saja. Mungkin ada teknisinya yang mengerti untuk menyatukan bagian pesawat tersebut, ya jadilah seperti itu kondisinya," kata Imam.

"Jadi pengadaan pesawat itu juga mungkin ada beberapa pihak di dalamnya. Saya juga tidak tahu relasi-relasi Beliau. Yang saya tahu, mereka ini tinggal di Jakarta," ujar Imam.

Sejauh ini, ia memastikan bahwa tidak ada masyarakat yang merasa keberatan atau terganggu karena keberadaan bangkai pesawat tersebut.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ada kabar bahwa pesawat terbang yang berserakan itu rencananya akan dimodifikasi menjadi kafe dan restoran.

Namun, hingga kini kabar tersebut belum ada tindak lanjut.

"Saya juga baru lihat ini sudah berbentuk, digabung jadi pesawat, belum lama. Jadi 2019 itu bercecer saja. Kalau berdiri sudah berbentuk pesawat belum lama ini, karena kabarnya untuk restoran. Tapi kabar saja, belum ada tindak lanjut," kata dia.


Imam mengatakan, lokasi tersebut awalnya merupakan lahan kosong.

Lalu, pada 2019 difungsikan untuk tempat atau gudang ex pesawat.

Adapun sistem kontrak izinnya berlangsung selama 5 tahun, mulai 2019 hingga 2024.

Terkait peruntukannya, pemilik juga mengajukan izin tertulis bahwa lahan tersebut akan menjadi tempat usaha.

"Keterangan lebih lanjutnya ke mereka. Dasarnya yang penting kami tahu sesuai keterangan peruntukannya untuk gudang ex pesawat," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah bangkai pesawat berbagai jenis dan ukuran teronggok di sebuah lahan kosong Jalan Raya Bogor-Parung, tepatnya di Kampung Jampang, Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/06/214032078/terungkap-asal-usul-bangkai-pesawat-di-jalan-raya-bogor-parung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com