Salin Artikel

Diduga Menyetir Saat Mabuk, Pengemudi Mobil di Cirebon Jadi Korban Amuk Massa

Para pengendara sepeda motor berusaha memberhentikan mobil yang terus melaju secara ugal-ugalan.

Aksi pengejaran itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di sejumlah media sosial.

Mobil minibus berwarna merah marun dengan nomor polisi F 1285 KS melaju secara zig-zag, dari kanan ke kiri, dan sebaliknya.

Dalam rekaman video itu, warga menduga pengemudi sedang mabuk.

Pengendara sepeda motor beramai-ramai terus berusaha memberhentikan mobil tersebut.

Mereka melempar beberapa barang ke arah mobil sambil berteriak meminta berhenti. Karena kondisi jalanan ramai, akhirnya mobil tak lagi dapat bergerak melarikan diri.

Saat berhenti, warga yang tampak geram langsung menghakimi pengemudi.

Mereka secara spontan memukuli, menendang, hingga pengemudi mengalami luka-luka, dan terkapar di jalur utama pantura.

Kasat Lantas Polres Cirebon Kota AKP Triyono Raharja membenarkan adanya aksi kejar-kejaran tersebut.

Awalnya, pengemudi mobil minibus, berinisial RNM (29 tahun) melakukan keributan di Stadion Bima, Kota Cirebon. Tindakan pengemudi membuat resah warga sekitar.

“Awalnya kendaraan itu mengamuk atau mengancam-ancam warga di shelter Stadion Bima. Karena masyarakat sedang ramai di sana, pengendara minibus melarikan diri. Di depan stadion bima, pengendara minibus menabrak roda dua, dan langsung kabur,” kata Triyono kepada Kompas.com di Kantor Urlaka Polres Cirebon Kota, Minggu (9/1/2022).


Triyono kembali menjelaskan, setelah menabrak roda dua, pengemudi mobil langsung kabur.

Warga yang mengetahui beramai-ramai melakukan pengejaran. Saat tiba di u-turn (putar arah) sekitar wilayah kedawung, mobil tak lagi dapat melarikan diri, dan diamuk massa.

“Informasi awal, setelah kita lakukan interogasi, pengendara minibus tersebut dalam kondisi pengaruh alkohol,” tambah Triyono.

Pihaknya juga akan melakukan tes urine pelaku.

Saat ini, RNM sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit karena luka luka di bagian wajah, kepala, dan lainnya.

Sedangkan minibus merah marun milik pengendara sudah berada di kantor unit kecelakaan lalu lintas untuk dijadikan barang bukti.

Korban tabrak lagi, berinisial MH (24) juga mengalami luka-luka di bagian punggung dan kaki. Satu korban lainnya hanya mengalami luka ringan.

Hingga saat ini, petugas masih mememeriksa terhadap pengemudi mobil minibus dan juga korban pengendara sepeda motor.

Pengendara mobil terancam hukuman pasal berlapis Undang-Undang Lalu Lintas.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/09/204434278/diduga-menyetir-saat-mabuk-pengemudi-mobil-di-cirebon-jadi-korban-amuk-massa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com