Salin Artikel

Banjir di Jatinangor akibat Tol Cisumdawu? Ini Kata Ridwan Kamil

SUMEDANG, KOMPAS.com - Di musim penghujan ini, sejumlah desa di wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kerap dilanda banjir.

Adanya pembangunan Tol Cisumdawu di wilayah Jatinangor kerap disebut menjadi penyebab banjir di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung ini.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, terkait banjir di Jatinangor, semua pihak diharapkan tidak saling menyalahkan.

"Kita harus teliti dulu ya, jangan saling menyalahkan dulu. Paling gampang kan nyalahin ya, tapi kita harus sudah koordinasi juga, memastikan kalau itu sumber banjirnya dari mana," ujar Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, saat meninjau progres pembangunan Tol Cisumdawu di wilayah Jatinangor, Sumedang, Senin (10/1/2022).

Emil menuturkan, jika memang setelah diteliti dan hasil koordinasi lintas sektor menyatakan bahwa banjir di Jatinangor memang disebabkan adanya konstruksi tol, tentunya ada yang harus diperbaiki.

"Jadi harus tahu dulu, banjinya dari mana, apa iya karena ada konstruksi tol atau tidak. Kalau iya ya kita perbaiki, semua ada ilmunya," tutur Emil.

Emil menyebutkan, jika memang biang banjir adalah konstruksi tol maka harus diperbaiki hingga tuntas.

"Kalau iya, harus dibenerinlah. Kan dulunya enggak banjir, sekarang banjir gara-gara jalan, ya harus dibenerin. Kan di sini insinyurnya banyak, pasti ada solusinya," sebut Emil.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik Satker Tol Cisumdawu Erwin Herlambang mengatakan, terkait banjir di Jatinangor ini masih pihaknya masih melakukan evaluasi secara menyeluruh.

"Jadi tadi seperti sudah disampaikan Pak Satker, Pak Gubernur, kita harus evaluasi secara menyeluruh. Tidak bisa saling menuding," ujar Erwin, saat mendampingi Emil, meninjau progres tol.

Yang pasti, kata Erwin, saat ini Satker Tol bersama unsur terkait lainnya bersama-sama mencari solusi.

"Soal banjir ini kita sudah beberapa kali rapat, koordinasi dengan beberapa instansi. Mudah-mudahan, segera kita dapat usulkan," tutur Erwin.

Erwin menyebutkan, pihak Satker Tol Cisumdawu juga telah menyiapkan beberapa langkah untuk penanganan jangka pendek hingga jangka panjang agar permasalahan banjir di Jatinangor dapat teratasi.

"Untuk penanganan permanen sekarang sedang kita detailkan. Selain itu, untuk gerak cepat kita ada penanganan temporary. Seperti perbaikan saluran tanggul sungai, itu sudah kita laksanakan," sebut Erwin.

Erwin mengatakan, Satker Tol Cisumdawu akan berkoordinasi dengan Pemkab Sumedang dalam membantu mengatasi permasalahan banjir di Jatinangor ini.

"Nanti kita akan koordinasi juga dengan pemerintah kabupaten. Seperti apa langkah yang tepat, termasuk membuat embung dan solusi lainnya," pungkas Erwin.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/10/155754678/banjir-di-jatinangor-akibat-tol-cisumdawu-ini-kata-ridwan-kamil

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com