Salin Artikel

Kisah Karang Taruna di Cianjur Olah Urine Kelinci Jadi Pupuk Organik, Ini Manfaatnya

CIANJUR, KOMPAS.com - Sekelompok pemuda di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kreatif mengolah urine kelinci menjadi pupuk organik cair (POC).

Hasilnya kemudian dibagikan secara cuma-cuma kepada petani dan warga sekitar.

Aktivitas ini digagas kelompok pemuda yang terhimpun dalam Karang Taruna RW 16 Kelurahan Solokpandan, Kecamatan Cianjur, sejak dua bulan lalu.

Ke depan, mereka berencana memproduksi massal produk tersebut untuk dikomersilkan.

Pengolahan urine kelinci jadi pupuk

Ketua Karang Taruna RW 16 Deni Haryadi (30) menceritakan, ide awal mengolah urine kelinci menjadi POC ini setelah melihat di lingkungannya banyak warga yang beternak kelinci.

Deni dan para anggotanya kemudian mencari referensi terkait pemanfaatan urine maupun kotoran kelinci.

"Ternyata bisa dijadikan pupuk, kita pilih ke urinenya. (Kita) coba ditampung lewat wadah dan pipa paralon. Waktu itu dapat seliter sebelum difermentasi," kata Deni kepada Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Setelah melalui uji coba lapangan dengan melibatkan pihak balai penyuluh pertanian setempat, produk POC tersebut kemudian dikenalkan ke warga setempat.

"Antusiasmenya cukup tinggi ternyata, bahkan ada yang meminta kami untuk memproduksi secara kontinyu dan diperjualbelikan," ujar dia.

Menurut Deni, urine kelinci mampu merangsang pertumbuhan daun maupun buah bagi tanaman, seperti sayuran maupun tanaman hias.

Kendati demikian, urine tersebut harus diolah terlebih dahulu melalui proses fermentasi selama 10 hingga 15 hari.

"Dalam pengolahannya harus dicampur dengan cairan yang mengandung mikroba, seperti EM (effective microorganism) 4, tetes tebu atau bisa memakai Yakult," sebut Deni.

Setelah proses fermentasi selesai, maka urine kelinci yang sudah berubah menjadi pupuk organik cair sudah siap digunakan.

"Namun, karena sifatnya yang biang, maka harus dicampur air dulu sebelum disemprotkan ke tanaman," ujar Deni.

Saat ini, Deni dan para anggota karang taruna lainnya tengah giat memproduksi sebagai bagian pemberdayaan, dan berharap ke depan bisa menjadi sumber penghasilan.

“Tentunya butuh dukungan ya dari pihak-pihak terkait, pemerintah juga karena ini produk juga kan perlu diuji lab dulu sebelum benar-benar bisa kita produksi dan perjualbelikan,“ ungkap Deni.

Manfaat pupuk dari urine kelinci

Dihubungi terpisah, fasilitator Petani Milenial program Yess Kementerian Pertanian RI, Kabupaten Cianjur Hilmi Hilman Imanullah mengatakan, POC dari urine kelinci cenderung lebih cepat merangsang pertumbuhan tanaman dibanding pupuk organik lain.

Dalam pemakaiannya, POC urine kelinci bisa disemprotkan langsung ke daun atau dicor ke media tanah.

Dijelaskan, urine kelinci mengandung unsur nitrogen sehingga dapat diaplikasikan ke tanaman, setelah sebelumnya melalui proses fermentasi.

Menurut Hilmi, sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur hara terutama hara N, POC urine kelinci dapat membantu pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif untuk pembentukan akar, daun, batang dan anakan, jika diaplikasikan ke tanaman padi,

"Termasuk membantu membentuk zat hijau pada daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis," ujar Hilmi kepada Kompas.com, Rabu.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/12/110804578/kisah-karang-taruna-di-cianjur-olah-urine-kelinci-jadi-pupuk-organik-ini

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com