Salin Artikel

Pradana Pramuka SMA Negeri 1 Ciamis Benarkan Adanya Tradisi Lingkaran Setan

Namun, dia menegaskan, luka lebam yang dialami sejumlah siswa usai pelatihan bukan disebabkan penganiayaan oleh kakak kelas maupun alumni Pramuka sekolah tersebut.

"Ditampar (sesama) teman. Bukan sama pembina (kakak kelas), alumni," kata JA saat ditemui di ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ciamis, Rabu (12/1/2022).

Dia menjelaskan, sebelum melakukan "tradisi" tersebut, sejumlah siswa kelas 10 yang mengikuti pelatihan, membentuk sebuah lingkaran dengan berpegangan tangan.

"Jumlah satu lingkaran sekitar 15 orang," kata JA.

Setelah membentuk lingkaran, barulah dilakukan tradisi tersebut. Di mana peserta di dalam lingkaran menampar teman yang di kanan, kemudian secara paralel, hal itu berlanjut hingga semua peserta kebagian tamparan.

"Memang sudah dari dulu seperti itu. Sesama kelas 10," katanya.

Kegiatan itu, kata JA, hasil keputusan bersama pengurus. Acara itu dihadiri juga oleh alumni ekstrakurikuler Pramuka sekolah itu.

"Saya sebagai pradana, hanya datang dan koordinasikan anggota," ujarnya.

Sebelum menjalani Lingkaran Setan, JA menjelaskan, awalnya ada instruksi dari pimpinan sangga atau pinsa. Pimpinan tersebut bertanya kepada peserta pelatihan siapa yang ingin jadi Pinsa atau Wakil Pinsa.

"Semua acungkan tangan, lalu melingkar," katanya.

JA menyampaikan kepada peserta pelatihan jika merasa tidak sanggup atau tidak kuat, segera keluar lingkaran. Namun, kata dia, para peserta saat itu sangat bersemangat ikut kegiatan ini.

"Memang dari anak-anaknya bertekad keras ingin jadi ketua kelompok (ketua Sangga)," kata JA.

Menurut JA, tradisi itu untuk pembentukan karakter. JA mengaku, saat ia duduk di kelas 10 juga mengalami hal itu.

Kronologi kejadian

Menurut pengakuan salah seorang orangtua murid yang melaporkan kejadian ini ke polisi, Mamay (51), pada hari Sabtu (8/1/2022) anaknya melakukan latihan kepramukaan di rumah alumni yang ada di kawasan Kertaharja.

Saat anaknya pulang ke rumah, wajah anak Mamay sudah lebam-lebam.

Menurut pengakuan anaknya, saat latihan di rumah alumni, anak-anak kelas X yang berjumlah 75 orang diharuskan melakukan tradisi lingkaran setan.

"Anak disuruh bikin yang namanya Lingkaran Setan. Anak saling tempeleng antar sangga Penegas dan sangga lain, sesama kelas 10," kata Mamay.

Bagi anak yang fisiknya masih kuat, kata dia, giliran pembina dari kelas XI dan XII yang ikut dalam Lingkaran Setan itu.

"Anak saya kuat, diganti (dipukul) sama kelas XI dan XII. Ditempeleng sama kakak kelasnya," jelas Mamay.

Menurut dia, anaknya menderita bibir robek dan wajah lebam usai mengikuti "tradisi" itu.

Tradisi tersebut, kata dia, diklaim untuk menentukan ketua sangga.

"Untuk ketua sangga. Mereka dijanjikan posisi ketua. Siapa yang fisiknya masih kuat itu terus dihantam," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/12/180407478/pradana-pramuka-sma-negeri-1-ciamis-benarkan-adanya-tradisi-lingkaran-setan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke