Salin Artikel

Mengenal Kawah Ratu, Asal-usul, Info Wisata, dan Jarak Tempuh Pendakian

KOMPAS.com - Kawah Ratu terletak di pos terakhir sebelum summit puncak. Kawah Ratu berada di kawasan Taman Nasional Halimun yang memiliki ketinggian 1437 mdpl.

Kawah Ratu merupakan bekas letusan Gunung Salak, yang terakhir terjadi pada 1938. Dari letusan gunung ini terbentuk area kawah yang dinamai Kawah Ratu dengan luas sekitar 2 hektar.

Sampai saat ini, kawah masih mengeluarkan air dan uap panas serta gas belerang. Kawah Ratu merupakan obyek wisata alam

Lokasinya berada di kaki Gunung Salak yang berada di sisi lereng selatan Gunung Salak.
Sedangkan secara administrasi pemerintahan, lokasi wisata berbatasan dengan Desa Cidahu,
Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Kawah ini sudah sering dijadikan tujuan heking atau pendakian, sebagai suatu fenomena alam yang menarik.

Kawah Ratu cocok untuk para pemula dan persiapan bagi pendaki yang akan mendaki ke gunung yang lebih tinggi.

Kawah Ratu dapat dicapai melalui perjalanan pendakian sekitar 1,5 jam (3,5 km) dari Resort Kawah Ratu di Cidahu.

Di tengah jalur pendakian, terdapat suatu lapangan yang luasnya sekitar 0,75 hektar. Lapangan ini dapat digunakan untuk berkemah maupun area penerbangan drone.

Karena, kandungan belerang sangat tinggi, pengunjung dilarang turun ke bawah.

Asal-usul Terbentuknya Kawah Ratu

Awal terbentuknya Kawah Ratu adalah dampak dari erupsi freatik yang sering terjadi di Gunung Salak.

Sampai saat ini, Gunung Salak masih dalam status aktif namun masih aman untuk didaki.

Kawah Ratu merupakan kawah terluas sekaligus kawah termuda yang ada di Gunung Salak. Ada beberapa kawah yang terdapat di Gunung Salak tetapi tidak populer.

Sekitar Kawah terdapat sungai yang indah sepanjang 1 kilometer dan airnya berwarna hijau.

Sungai sangat cocok untuk pengunjung yang ingin hunting foto dengan pemandangan eksotis.

Kawah Ratu memiliki daya pikat tersendiri yang membuat pengunjung betah di kawasan ini.

Warna kuning berasal dari endapan belerang khas gunung aktif

Selama perjalanan pengunjung akan dimanjakan dengan vegetasi tumbuhan yang masih sangat hijau

Selain pemandangan hutan, selama perjalanan ke Kawah Ratu akan dimanjakan beberapa mata air. Di sini, pengunjung dapat berhenti sejenak untuk minum atau mencucui muka dengan air yang terasa sangat segar.

Rute Menuju Kawah Ratu Gunung Salak

Kawah Ratu merupakan salah satu Resort (RPTN) yang terdapat di SPTN Wilayah III Sukabumi, Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Lokasi sanga mudah untuk dicapai, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari Bandung, pengunjung dapat menempuh rute sampai kota Sukabumi. Lalu, perjalanan dilanjutkan ke arah Bogor sampai perempatan Cidahu, lalu belok kiri lurus sampai lokasi wisata Kawah Ratu.

Dari Jakarta, pengunjung dapat menempuh perjalanan melalui Tol Jagorawi sampai di Ciawi, lanjut ke jalur arah Sukabumi , sampai diperempatan Cidahu belok kanan, dan lurus ke lokasi wisata Kawah Ratu.

Soal harga tiket, pengunjung akan dikenakan tiket di kawasan wisata Gunung Salak Endah senilai Rp 20.000. Kemudian sebelum mendaki, pengunjung diminta mengisi registrasi Surat Izin Masuk Hutan Konservasi (Simaksi). Di pintu ini pengunjung dikanai biaya Rp 10.000.

Sumber: tribunnewswiki.com, sentul.city, dan halimunsalak.org

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/12/234428378/mengenal-kawah-ratu-asal-usul-info-wisata-dan-jarak-tempuh-pendakian

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com