Salin Artikel

Alun-alun Bandung dan 9 Tempat Wisata di Sekitarnya

KOMPAS.com - Alun-alun Bandung terletak di Jl. Asia Afrika, Balongede, Kecamatan Regol,
Kota Bandung, Jawa Barat.

Alun-alun Bandung telah menjadi magnet khusus untuk masyarakat lokal maupun masyarakat dari luar daerah. Baik siang maupun malam, Alun-alun Bandung menjadi tempat wisata yang menyenangkan.

Sebagai kota yang dibangun dengan mempertimbangkan aspek kosmologi, alun-alun menjadi salah satu elemen pembentuk Kota Bandung sejak pusat pemerintahan Kabupaten Bandung pada 25 September 1810.

Alun-alun Bandung mengalami perubahan dari titik batas ruang prafon dan ruang sakral menjadi ruang terbuka publik.

Berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 Pasal 74 ayat (2) huruf a, perwujudan optimasi fungsi dan pelayanan pusat pelayanan kota dilaksanakan melalui penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau Panduan Rancang Kota.

Kawasan pusat alun-alun merupakan kawasan strategis karena mempunyai pengaruh wilayah yang sangat penting terhadap wilayah yang lebih besar.

Alun-alun Bandung sempat mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi yang dilakukan terkait dengan estetika.

Pada dekade 1950 hingga 1960, Alun-alun Bandung dihiasi dengan berbagai jenis bunga. Tahun 1973, Alun-alun Bandung diperindah dengan kolam air mancur yang selama 10 tahun menjadi ikon Alun-alun Bandung. Pada 2018, Pemerintah Kota Bandung mengganti rumput sintetis.

Alun-alun Kota Bandung merupakan bagian dari sejarah Bandung. Destinasi utama Kota Bandung ini masih menyisakan jejak-jejak masa lalu yang dapat ditelusuri.

Berikut beberapa destinasi wisata di kawasan Alun-alun Bandung:

1. Kawasan Penjara Banceuy

Kawasan Penjara Banceuy ini diresmikan kolonial pada 1871 dengan nama Bantjeuyweg. Dulu sebelum ada kendaraan bermotor, Banceuy dikenal sebagai tempat peristirahatan dan tempat mengganti kuda.

Di tempat ini juga ada peninggalan Belanda, yaitu Penjara Banceuy yang merupakan situs penjara Ir Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia.

Penjara menjadi saksi bisu bagaimana Ir Soekarno menyusun pledoi yang terkenal dengan sebutan Indonesia Menggugat.

Penjara Banceuy dibongkar pada 1983 dan dipindahkan ke Jl. Soekarno Hatta. Saat itu, pemerintah daerah menilai lokasi tidak sesuai dengan tata kota mengingat lokasi berada di tengah kota.

Saat ini, kawasan Banceuy difungsikan sebagai pertokoan dan hanya menyisakan sel selama Bung Karno ditahan.

2. Kopi Aroma

Kopi Aroma merupakan toko kopi industri rumahan legendaris yang dalam Bahasa Indonesia ejaan lama disebut Koffie Fabriek Aroma.

Kopi Aroma didirikan oleh Tan Houw sian pada 1930 yang memindahkan usahanya di Jl. Banceuy No 51.

Kagiatan pengolahan dan penjualan kopi gaya tradisional masih berlangsung hingga saat ini.

Menariknya dari dulu, toko Kopi Aroma hanya menjual dua jenis kopi matang yang telah dituakan.

Biji Kopi Mokka Arabika yang dituakan selama 8 tahun dan Robusta yang telah dituakan selama 5 tahun.

3. Masjid Al Imtijaz

Masjid Al Imtijaz diresmikan pada 6 Agustus 2010.

Sepintas bangunan ini terlihat sebagai klenteng, namun ternyata bangunan ini merupakan masjid.

Kata "Al-Imtizaj" merupakan pembauran dari Bahasa Mandarin, yaitu "Ronghe". Artinya adalah pembaharuan antara para mualaf yang baru mempelajari Islam dan pada umat muslim yang sudah beragama Islam.

Sesuai namanya, selain sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai pusat informasi dan pembinaan, khususnya Tionghoa yang ingin mempelajari Islam.

4. Pasar Antik Cikapundung

Pasar Antik Cikapundung merupakan pasar barang antik yang terletak di ujung Jalan Cikapundung Barat.

Barang-barang yang dijual seperti mesin ketik, lampu, kamera, piringan hitam, gelas, komik jadul, radio, bahkan lukisan.

5. Kawasan Heritage Braga

Jalan Braga merupakan sebuah kawasan ikonik yang dekat dengan pusat kota. Sebelumnya, Jalan Braga atau Braga Weg dikenal dengan nama Pedati Weg atau Jalan Pedati.

Dulu, Jalan Braga pernah menjadi kawasan yang lebih Eropa dibandingkan Eropanya sendiri.

Kini, Jalan Braga menjadi kawasan yang heritage dan cagar budaya karena bentuk bangunannya tidak diubah sama sekali.

6. Braga Permai

Braga Permai atau yang dulu dikenal dengan nama Maison Bogarijen berdiri sekitar 1918 - 1923.

Braga Permai dinobatkan sebagai restoran tertua di Kota Bandung.

Zaman dulu, Maison Bogerijen sangat terkenal dan berkelas karena satu-satunya restoran yang dikunjungi raja-raja Belanda.

Hingga kini, suasana jadul dan tempo dulu masih sangat terasa, pengunjung restora terutama berusia lanjut untuk bernostalgia.

7. Museum Konferensi Asia Afrika

Museum ini bernama Museum Konferensi Asia Afrika. Nama tersebut digunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi negara-negara di kawasan Asia Afrika.

Museum Asia Afrika resmi didirikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika.

Museum menyajikan peninggalan-peninggalan informasi yang berkaitan dengan Konferensi Asia Afrika.

8. Pendopo Kota Bandung

Pendopo menjadi bangunan pertama yang dibangun di kawasan Alun-alun Bandung. Pendopo didirikan Bupati Bandung ke 6 Wiranatakusumah II atau nama asli Raden Indrareja pada 1811 dan selesai pada 1812.

Pendopo menjadi bangunan ikonik di Kota Bandung yang sekarang menjadi rumah dinas sekaligus kantor walikota Bandung.

9. Masjid Bandung

Masjid Bandung atau Masjid Raya Bandung menjadi salah satu spot wisata yang banyak dikunjungi wisatawan saat libur di Kota Bandung.

Masjid telah berdiri sejak 1810 memiliki dua menara kembar. Jika, wisatawan pergi ke bagian atas menara, maka bisa terlihat pemandangan Kota Bandung dengan sangat jelas.

Sumber: disbudpar.bandung.go.id dan ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/13/174908978/alun-alun-bandung-dan-9-tempat-wisata-di-sekitarnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke