Salin Artikel

Korban Tradisi Lingkaran Setan Jadi 18 Siswa, 4 Saksi Dimintai Keterangan

CIAMIS, KOMPAS.com - Penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ciamis telah meminta keterangan dari empat saksi terkait kasus dugaan penganiayaan kepada sejumlah anak SMA yang mengikuti kegiatan kepramukaan. Para korban diduga dianiaya dalam sebuah tradisi yang mereka sebut Lingkaran Setan.

"Dua saksi korban, dan empat saksi lainnya telah diminta keterangan. Keempat saksi dari orangtua, pembina, dan senior," kata Kasi Humas Polres Ciamis, Inspektur Satu Magdalena saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (17/1/2022).

Jumlah korban, lanjut Magdalena, kini menjadi 18 orang. Sebelumnya, korban yang melapor hanya tiga korban.

"Ada 18 korban, 4 saksi. Korban kelas 10 semua," jelasnya.

Lebih lanjut, Magdalena mengatakan, jumlah siswa kelas 10 yang mengikuti Lingkaran Setan sebanyak 18 orang. Mereka terdiri dari beberapa sangga, yakni satuan terkecil dalam pramuka penegak.

"Campuran sangga. Sangga lainnya juga di situ," ujarnya.

Di lokasi kejadian ada delapan orang senior Pramuka.

Menurut keterangan korban, kata Magdalena, alumni Pramuka memberikan contoh cara menampar kepada siswa yang ikut Lingkaran Setan.

"Nih cara nampar begini," katanya menirukan ucapan alumni berdasarkan keterangan saksi.

Para peserta kemudian membentuk sebuah lingkaran. Mereka menghadap ke dalam lingkaran.

"Yang kuat itu yang menang (dijanjikan menjadi ketua Sangga), tapi mereka sudah babak belur," kata Magdalena.

Tradisi Lingkaran Setan terjadi di sebuah rumah kosong milik salah seorang alumni. Peristiwa ini terjadi selama satu jam.

"Kurang lebih kejadiannya antara jam 12.00-13.00 WIB," kata Magdalena.

Sebelumnya, dua orangtua siswa yang anaknya sekolah di SMA Negeri 1 Ciamis mendatangi Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022).

Mereka melapor ke polisi karena anaknya mengalami sejumlah luka lebam di wajah seusai mengikuti kegiatan kepramukaan di daerah Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

"Saya datang ke sini untuk melaporkan pihak yang terlibat (dalam kegiatan)," kata Mamay (51), salah seorang orang tua korban, saat ditemui di halaman Mapolres.

Menurut dia, anaknya mengalami luka lebam usai menjalani "tradisi" Lingkaran Setan. Pada tradisi tersebut, peserta menampar pipi peserta lainnya.

Pihak sekolah sudah membantah kegiatan tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Wakil Kepala SMA Negeri 1 bidang Kesiswaan, Iim Imansyah menjelaskan, kegiatan kepramukaan yang mengakibatkan siswa mengalami luka lebam di wajah tersebut, tanpa sepengetahuan sekolah.

"Tidak ada izin sekolah. Anak buat kegiatan tersendiri, tanpa sepengetahuan sekolah. Pembina sekolah pun tidak tahu," jelasnya saat ditemui di SMA N 1 Ciamis.

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/17/144744078/korban-tradisi-lingkaran-setan-jadi-18-siswa-4-saksi-dimintai-keterangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke