Salin Artikel

Petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon dan Legenda Santri Dikutuk Jadi Kera

Petilasan yang juga dikenal sebagai Situs Taman Kera ini berada di Jalan Pramuka, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Lokasi petilasan cukup mudah dijangkau, lantaran berada di tengah permukiman penduduk dan hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Cirebon.

Kompleks petilasan ini sendiri memiliki luas sekitar 20.000 meter persegi. Kompleks ini dilalui dua aliran sungai yang masing-masing memiliki nama yang berbeda-beda.

Di dalam kompleks petilasan terdapat bangunan petilasan, sumur kuno, masjid, makam dan berupa hutan lindung yang dihuni puluhan kera.

Masyarakat setempat menyebut bangunan petilasan dengan istilah Pesarean. Kata ini berasal dari bahasa Jawa yang artinya tempat peristirahatan.

Bangunan pesarean berbentuk huruf L, yang memiliki tiga ruang. Ruangan pertama difungsikan sebagai tempat peziarah.

Ruangan kedua tempat beberapa makam kuno, dan ruangan ketiga dipercaya sebagai tempat tidur Sunan Kalijaga yang tertutup kelambu.

Salah satu tempat yang dikunjungi Sunan Kalijaga adalah daerah Cirebon.

Berdasarkan keterangan yang ada, Sunan Kalijaga tercatat beberapa kali berkunjung dan menetap beberapa saat di Cirebon.

Kunjungan pertama Sunan Kalijaga di Cirebon bermaksud untuk berguru kepada Syekh Datuk Kahfi.

Datuk Kahfi dikenal sebagai seorang tokoh penyebar agama Islam di wilayah Cirebon, sekaligus leluhur bagi pembesar Sumedang.

Sementara kunjungan Sunan Kalijaga berikutnya dalam rangka menjalankan tuga sebagai wali.
Sunan Kalijaga juga terlibat dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon.

Masjid ini dibangun atas inisiatif Sunan Gunung Jati, dan pembangunannya dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga.

Saat berkunjung ke Cirebon inilah Sunan Kalijaga diyakini pernah berdiam dalam waktu yang cukup lama di petilasan Desa Kalijaga, Cirebon ini.

Disebut demikian lantaran petilasan itu dikelilingi hutan atau alas yang dihuni oleh puluhan kera.

Disebutkan, kera-kera yang ada di sana berjumlah sekitar 78 ekor. Namun ada pula yang menyebutkan jumlah 99 dan tidak pernah kurang atau lebih sejak dulu.

Berdasarkan cerita yang berkembang, konon kera-kera itu adalah santri yang tidak patuh hingga dikutuk oleh Sunan Kalijaga.

Saat itu adalah hari Jumat. Para santri yang yang tidak patuh ini sedang asyik berbincang satu sama lain.

Memasuki waktu shalat Jumat, para santri tampak bergeming. Sunan Kalijaga yang melihat itu pun segera mengingatkan mereka untuk beranjak.

Namun rupanya mereka masih tetap asyik hingga shalat Jumat selesai.

Saat Sunan Kalijaga pulang, beliau melihat santri-santrinya itu masih tetap berada di tempat sebelum berangkat shalat Jumat tadi.

Sunan Kalijaga yang menyadari santri-santrinya itu tidak shalat Jumat pun murka. Dalam hati sang sunan berujar bahwa orang yang tidak shalat layaknya seekor kera.

Seketika itu juga, santri-santri tersebut berubah jadi kera.

Sumber:
Disparbud.jabarprov.go.ig
Neliti.com

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/20/220007878/petilasan-sunan-kalijaga-di-cirebon-dan-legenda-santri-dikutuk-jadi-kera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke