Salin Artikel

[POPULER BANDUNG] Jakarta Tak Didesain untuk Ibu Kota Negara| Bersiap Hadapi Penyebaran Omicron

Berikut ini sejumlah berita terpopuler regional Bandung, Rabu, 26 Januari 2022, yang dirangkum Kompas.com:

1. Bersiap hadapi lonjakan kasus Covid-19

Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan langkah antisipasi penyebaran virus corona varian Omicron yang telah masuk ke Kota Bandung.

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, Pemkot Bandung melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, telah mengeluarkan perintah kepada pemerintah kewilayahan untuk menyiapkan tempat-tempat isolasi mandiri di sekitar lingkungan.

Isolasi mandiri di kewilayahan merupakan strategi agar pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tidak membludak.

"Karena sesuai arahan dari pemerintah pusat, Omicron itu gelanya ringan. Sehingga diharapkan tidak semua dilarikan ke rumah sakit, sehingga tidak membebani rumah sakit yang berdampak pada tingginya Bed Occupancy Ratio (BOR)," tuturnya, Rabu (26/1/2022).

Sampai saat ini tercatat enam warga Bandung terpapar Omicron, di mana satu pasien telah sembuh dan sisanya masih menjalani karantina.

Antisipasi juga dilakukan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dengan menyiapkan generator oksigen sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi kelangkaan oksigen di tengah pandemi Covid-19.

2. Kata Ridwan Kamil soal Jakarta

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, Jakarta tidak dipersiapkan sebagai ibu kota negara.

Berkaca dari sejarah, ada tiga lokasi yang sempat disurvei untuk dijadikan ibu kota yakni Bandung, Malang dan Surabaya.


Hal itu disampaikan Kang Emil saat menghadiri pertemuan bersama para tokoh sunda di Taman Hutan Raya, Bandung, Selasa (25/1/2022).

"Saya baca, sebenarnya di zaman kolonial Batavia, itu tidak cocok jadi ibu kota. Saat ada pandemi namanya malaria yang mati itu ribuan. Jadi diputuskanlah oleh pemerintah kolonial, memindahkan ibu kota di survei di tiga lokasi Malang, Surabaya, Bandung. Yang dipilih adalah Bandung dengan segala perhitungan," kata Emil, sapaan akrabnya.

Emil mengatakan, karena terlalu vital roda pemerintahan dan ekonomi bertumpu di Jakarta, maka segala bentuk gejolak di Jakarta bisa berisiko melumpuhkan aktivitas keduanya dengan mudah.

3. Puluhan kasus Omicron di Jabar 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kasus Covid-19 varian Omicron di Jawa Barat masih terkendali.

Berdasarkan data terbaru, dari 33 kasus terkonfirmasi positif Omicron, 31 di antaranya sudah sembuh.

"Omicron di Jabar sampai sekarang masih terkendali. Dari 33 kasus terkonfirmasi, 31-nya sudah sembuh. Sisa, dua masih dirawat di BPSDM," kata Emil, sapaan akrabnya, usai menghadiri Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022).

"Jadi asumsinya, Omicron itu cepat menular dan cepat juga sembuhnya, rata-rata 3 sampai 4 hari," tambahnya.

4. Pembuang sampah sembarangan diviralkan

Jangan sekali-sekali membuang sampah di manapun Anda berada, termasuk di Bandung.

Pasalnya, pembuang sampah sembarangan akan diviralkan dengan memasukkan foto mereka ke spanduk dan dipajang di tempat umum.

Sekretaris Diskominfo Kota Bandung Dicky Wishnumulya, mengatakan, pemasangan spanduk untuk menimbulkan efek jera kepada masyarakat, sekaligus memberikan peringatan bahwa membuang sampah sembarang melanggar Perda No 9 tahun 2019.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Siap-siap Ditangkap, Pembuang Sampah di Kota Bandung Diviralkan, Dipasang di Spanduk, Terekam CCTV,

(Penulis : Kontributor Bandung Agie Permadi, Dendi Ramdhani, Putra Prima Perdana|Editor : Khairina, Gloria Setyvani Putri, Abba Gabrillin)

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/27/051800778/-populer-bandung-jakarta-tak-didesain-untuk-ibu-kota-negara-bersiap-hadapi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com