Salin Artikel

[POPULER BANDUNG] Herry Wirawan Dituntut Hukuman Mati | Kerumunan Barongsai di Mal Citylink Bandung

1. Harry Wirawan dituntut hukuman mati

Ekspresi Herry Wirawan yang didakwa memperkosa 13 santriwati di Bandung, berubah setelah mendengar jaksa menyampaikan tuntutan hukuman mati hingga kebiri kimia.

Dalam persidangan, pihak Herry Wirawan memberi tanggapan atas jawaban jaksa terkait pembelaan terdakwa.

Herry meminta mejelis hakim meringankan hukumannya dan diberi kesempatan untuk bisa merawat serta membesarkan anak-anaknya.

Sementara itu, penasihat hukum Herry, Ira Mambo, tak banyak mengungkap kondisi Herry usai tuntutan dari jaksa. Namun secara fisik, Ira menyebutkan, Herry dalam kondisi sehat.

Saat kecelakaan terjadi, satu orang pejalan kaki tewas ditabrak.

Dari keterangan polisi, pengemudi kehilangan kendali setelah melewati jalan yang sedikit menurun dan terdapat belokan menuju Jalan Cihampelas.

Truk tersebut kemudian oleng ke kiri dan menabrak pagar rumah lalu menabrak mobil angkot.

Saat truk dalm posisi miring, besi penyangga galon air terlepas hingga galon air yang diangkut terjatuh berhamburan.

Material besi dan galon itu menimpa seorang warga yang berjalan kaki di trotoar hingga ia meninggal dunia.

Sesuai dengan Peraturan Wali Kota Bandung yang mengatur tentang penanganan Covid-19 di Kota Bandung, manajemen pengelola Mal Festival Citylink Bandung pun harus dikenakan sanksi berupa denda maksimal Rp 500.000

Selain itu, pihak manajemen pengelola Mal Festival Citilink juga membuat pernyataan akan menghentikan kegiatan atraksi barongsai yang rencanya awalnya akan digelar hingga tanggal 15 Februari mendatang dalam rangka menyambut hari raya imlek.

Kasus tersebut berawal saat salah satu siswa masuk sekolah padahal dalam kondisi sakit pada 27 Januari 2022.

"Kita mendapati seorang anak datang ke sekolah dengan menggunakan jaket. Sesuai SOP, sudah kita larang anak itu untuk tidak menggunakan jaket. Ketika dikonfirmasi, anak itu sedang sakit, kita dorong anak itu untuk pulang," ujar Wakil Kepala Bidang Humas SMA Negeri 5 Bandung Amat Misnadi.

Namun, pada akhirnya pihak sekolah membiarkan siswa yang sakit tersebut tetap ikut pelajaran di sekolah.

Sepulang sekolah, siswa tersebut mendapat penanganan medis dan dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala.

Amat mengatakan, 6 orang lainnya dinyatakan terpapar Covid-19 lantaran terindikasi kontak erat dengan siswa yang sakit pertama kali.

"Empat orang bergejala dan tiga lainya tidak ada gejala," kata dia.

Dalam narasi video dijelaskan bahwa ada pengendara mobil Toyota Avanza yang mengacungkan pistol dan tongkat kepada pengendara lain.

Lokasinya disebutkan sebelum Gerbang Tol Cikampek arah barat. Peristiwa tersebut berawal saat sopir minibus menyenggol spion truk.

Saat dua kendaraan tersebut sejajar, sopir truk melihat pengemudi mobil memegang pistol dan membidik ke arahnya.

Sopir truk itu kemudian secara refleks langsung menunduk. Dia tidak bisa memastikan apakah pistol itu asli atau tidak.

Karena terkejut, ia juga tak sempat merekam kejadian tersebut. Ia baru merekam setelah pengemudi yang menodongkan pistol berhenti di pinggir jalan.

Saat dikonfimasi, Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menyebut pria yang melakukan aksi koboi itu sudang ditangkap.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi, Putra Prima Perdana, Farida Farhan | Editor : Abba Gabrillin, Gloria Setyvani Putri, Khairina)

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/04/061700878/-populer-bandung-herry-wirawan-dituntut-hukuman-mati-kerumunan-barongsai-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com