Salin Artikel

Pilpres 2024, PKB Tidak Mau Cuma Jadi Partai Pengusung Capres-Cawapres

BANDUNG, KOMPAS.com- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyatakan partainya wajib dan harus mencalonkan kadernya sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di ajang Pilpres 2024 mendatang.

Pria yang akrab disapa Gus Amin ini mengatakan, modal 10 persen dalam parlementary treshold merupakan poin yang cukup kuat untuk PKB mengajukan salah satu kadernya dalam ajang Pilpres 2024 mendatang.

"Pasti (mengusung kader PKB), karena kita punya 10 persen," kata Muhaimin saat ditemui seusai peresmian Mabes Rakyat di Jalan Laswi, Kota Bandung, Minggu (6/2/2022).

Lebih lanjut Muhaimin  menambahkan, untuk mewujudkan  target PKB mencalonkan salah satu kadernya dalam ajang Pilres 2024, partainya butuh berkoalisi dengan partai politik lainnya untuk menggenapkan jumlah parlementary treshold menjadi 20 persen sebagai syarat utama dalam pencalonan Pilpres 2024.

"Kita butuh 10 persen lagi. Kita harus berkoalisi, komuniasi dan bekerjasama dengan partai lain. Yang penting sekarang kita tunjukan kekuatan solid kita. Insya Allah akan mudah mengajak partai lain," ungkapnya.

Muhaimin tidak menampik jika dirinya adalah salah satu kader PKB yang berpotensi untuk maju dalam ajang Pilpres 2024 sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.

Bahkan, sejumlah simpul relawan pun mengusulkan Muhaimin bisa berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai Capres Cawapres 2024 mendatang.

Pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrai di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini pun mengatakan partainya telah melakukan pendekatan dengan partai politik di Indonesia.

Ditanya soal kemungkinannya menggaet Prabowo Subianto dan Partai Gerindra dalam Pilpres 2024  mendatang, Muhaimin mengaku masih belum bisa memastikan hal tersebut.

"Ya, kita lihat saja nanti (berpasangan dengan Prabowo). Masih panjang, belum bisa disimpulkan. Dengan semua partai sering ketemu," tuturnya.

Mulai berkampanye

Niat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, untuk 'manggung' dalam ajang Pilpres 2024 sudah mulai terlihat dari kampanye-kampanye yang dilakukan.

Hari ini, Muhaimin pun menyambangi sejumlah tempat di Bandung untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat sebagai bakal calon Presiden RI 2024 dari partai PKB.

Kampanye pertama Muhaimin di Kota Bandung adalah meresmikan wifi gratis seumur hidup di RW 10 Kelurahan Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung.

Uniknya, pengguna wifi gratis ini harus mengetik username MUHAIMIN ISKANDAR dan Paswordnya adalah Presiden2024.

"Wifi gratis ini kita coba buat di berbagai titik supaya memberi kemudahan dan mencerdaskan masyarakat terutama ibu-ibu. Ibu-ibu punya kesempatan untuk mengeksplore diri melalui kegiatan-kegiatan yang positif, bisa melalui pengalaman-pengalaman di dunia maya," ujarnya.

"Karena itu, selain untuk komunikasi dan interaksi juga untuk menambah kemampuan dan kapasitas melalui WiFi gratis. Ini kita (aplikasikan) di berbagai titik untuk masyarakat secara gratis," sambungnya.

Selain wifi gratis, Muhaimin juga meresmikan Posko Pemenangan Gus Muhaimin dengan nama Mabes Rakyat di Jalan Laswi, Kota Bandung yang dibuat oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Barat.

Menurut Muhaimin, posko ini dibuat untuk memfasilitasi aspirasi masyrakat.

"Kita menangkap aspirasi bahwa semakin banyak dibutuhkan ruang diskusi tempat berekspresi dengan wifi gratis dengan jaringan yang tersedia. Mabes Rakyat disiapkan teman-teman DPW untuk memberikan kesempatan berkolaborasi menuju inovasi dan karya yang tepat untuk kemajuan kita semua. Dan ini sarana konsolidasi kita menyiapkan 2024," jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda mengatakan, Posko Pemenangan Mabes Rakyat didirikan untuk masyarakat khususnya di Jawa Barat agar mudah berbagi informasi dan aspirasi.

"Ruang berbagi informasi untuk menyampaikan informasi dan aspirasi apa yang terbaik untuk masa depan Indonesia, dan itu semuanya akan kita serahkan sepenuhnya perjuanganya kepada Gus Muhaimin supaya maju dalam Pilpres yang akan datang," kata Huda.

Huda mengungkapkan nama Mabes Rakyat terinsipirasi dari tagline yang selama ini diusung oleh Gus Muhaimin yakni 'Maju Bersama Rakyat'.

Huda juga menjelaskan tak hanya cukup di satu titik Kota Bandung, Mabes Rakyat Gus Muhaimin ini kedepan bisa hadir di tingkat akar rumput.

"Kita ingin Mabes Rakyat ini hadir di setiap RT RW di seluruh kota-kabupaten di Jawa Barat," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/06/161203078/pilpres-2024-pkb-tidak-mau-cuma-jadi-partai-pengusung-capres-cawapres

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com