Salin Artikel

Kota Bandung Masuk PPKM Level 3, Pemkot Minta Masyarakat Perketat Pemakaian Masker

BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung yang masuk daerah aglomerasi Bandung Raya dinyatakan masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 oleh Pemerintah Pusat.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, salah satu imbauan pemerintah pusat kepada Pemerintah Kota Bandung adalah meningkatkan sosialisasi penggunaan masker kepada masyarakat dan wisatawan yang berada di wilayah Kota Bandung ketika melakukan aktivitas di luar rumah.

"Pesan yang disampaikan Pak Presiden adalah mengetatkan kembali protokol kesehatan khususnya penggunaan masker. Yang penting minimal pakai masker, Insya Allah pesan ini kami tindaklanjuti," kata Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana Kota Bandung, Senin (7/2/2022).

Lebih lanjut Yana menambahkan, Pemerintah Kota Bandung akan menerjunkan seluruh pihak yang tergabung dalam Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung termasuk unsur-unsur kewilayahan untuk lebih gencar melakukan sosialisasi penggunaan masker di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan keramaian.

"Dalam waktu dekat kita akan berkeliling terus untuk monitoring pusat-pusat keramaian melibatkan semua kewilayahan. Minimal kita ingatkan penggunaan masker saat aktivitas di luar rumah," ungkap Yana.

Selain dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun memberikan wejangan kepada Pemerintah Kota Bandung dalam melaksanakan PPKM.

Menurut Yana, Pemerintah Kota Bandung diberikan keleluasaan dan kewenangan untuk menerapkan relaksasi ekonomi jika memang vaksinasi Covid-19 sudah berjalan dengan baik.

Yana menjelaskan, untuk vaksinasi Covid-19 umum tahap pertama Pemerintah Kota Bandung telah melakukan vaksinasi dengan angka 111 persen, sementara tahap kedua sudah mencapai 95 persen.

Untuk vaksinasi lansia tahap pertama 80 persen dan vaksinasi lansia tahap kedua 75 persen.

"Gubernur menyampaikan penerapan PPKM level 3 berupa pengetatan aktivitas pemulihan ekonomi diserahkan ke kearifan lokal. Kalau meyakini proses vaksinasi sudah baik prokes sudah berjalan baik, silakan melakukan relaksasi ekonomi sesuai karifan lokal sesuai kota kabupaten," ungkapnya.

Selain itu, Pemprov Jabar juga mengingatkan kepada Pemerintah Kota Bandung agar mengingatkan masyarakat yang terpapar covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Warga yang memiliki gejala ringan diimbau untuk melaukan isolasi mandiri, tidak perlu masuk rumah sakit sehingga membebani rumah sakit dan memengaruhi indikator Bor dan akhirnya berpengaruh kepada level PPKM di wilayah tersebut," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/07/172510578/kota-bandung-masuk-ppkm-level-3-pemkot-minta-masyarakat-perketat-pemakaian

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com