Salin Artikel

Polisi Periksa 2 Santri Saksi Teror Pelemparan Kepala Anjing di Ponpes Bahar Bin Smith

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Polisi memeriksa dua saksi atau santri dari pihak Bahar bin Smith terkait penyidikan kasus teror pelemparan kepala anjing di Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul Alawiyyin, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pengacara Bahar, Ichwan Tuankotta mendampingi dua santri tersebut saat diperiksa di Mapolres Bogor, Cibinong, Senin (7/2/2022).

"Iya itu terkait teror di ponpes, jadi saksi yang kita hadirkan hari ini 2 orang santri dari ponpes," kata Ichwan usai pemeriksaan, Senin.

Ichwan mengatakan, pemeriksaan saksi dilakukan untuk memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan tentang perkara pelemparan kepala anjing dan balok di pesantren Bahar tersebut.

Ia menyebut, polisi mencecar sebanyak 20 pertanyaan kepada dua saksi atau santri yang melihat kasus teror kepala anjing tersebut.

Kedua saksi atau santri ini diperiksa selama beberapa jam.

Ichwan mengatakan bahwa dalam pemeriksaan tersebut pihaknya tidak membawa barang bukti atau kepala anjing.

Ichwan menjelaskan bahwa saat kejadian itu saksi hanya melihat tiga orang tak dikenal menggunakan dua sepeda motor lalu melempar kepala anjing dan balok kayu.

"Enggak, hanya keterangan saksi saja. Semua sudah di Polres karena mereka sudah olah TKP," ujar Ichwan.

"(Hasil pemeriksaan) belum bisa menyimpulkan karena mereka masih dalam pengumpulan bukti-buktinya juga," tambah dia.

Sebelumnya diberitakan, Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul Alawiyyin milik Bahar bin Smith di Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilempari tiga potongan kepala anjing pada Jumat (31/12/2021) dini hari.

Aksi pelemparan tersebut dilakukan oleh orang tak dikenal menggunakan dua sepeda motor.

Pengacara Bahar, Ichwan Tuankotta mengatakan bahwa kejadian ini pertama kali diketahui oleh seorang santri yang sedang berjaga di pos keamanan Ponpes tersebut.

Saat itu, pelaku melempar satu bungkusan plastik hitam yang berisi tiga kepala anjing serta jeroan atau isi perut anjing yang masih berlumuran darah.

Selain itu, ditemukan pula satu kardus yang dilengkapi dengan tulisan awas berbahaya jangan dibuka. Namun, ketika dipaksa dibuka, kardus tersebut berisikan sejumlah balok atau kayu.

"Iya betul, terjadi pelemparan 3 kepala anjing ke kediaman Bahar bin Smith (Ponpes Tajul Alawiyyin)," kata Ichwan saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan tertulisnya, Selasa (4/1/2022).

Karena merasa diteror, saat itu juga santri di pesantren tersebut langsung membuat laporan ke Polsek Kemang, Kabupaten Bogor.

Laporan diterima dengan nomor LP/B/227/XII/2021/Sektor Kemang tertanggal 31 Desember 2021 tentang perkara perbuatan tidak menyenangkan atau merasa diteror.

Ichwan mengatakan, usai dilakukan pelaporan oleh santri, pihak kepolisian langsung bergerak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Ia berharap teror ini segera diusut tuntas, karena apa yang dilakukan pelaku sudah membuat para santri resah.

"Kami mengutuk tindakan teror tersebut dan kami minta teror ini segera diungkap. Sampai hari ini (Selasa) aja belum ditindaklanjuti ama polisi," jelas Ichwan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/07/185134778/polisi-periksa-2-santri-saksi-teror-pelemparan-kepala-anjing-di-ponpes-bahar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com