Salin Artikel

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Sejarah, Flora dan Fauna, hingga Tempat Wisata di Dalamnya

TNGGP memainkan peranan penting dalam sejarah konservasi di Indonesia sejak pertama kali didirikan pada tahun 1980 lalu.

Beberapa flora dan fauna langka yang dilindungi dapat ditemukan di TNGGP yang memilki luas mencapai 14.270,80 hektare ini.

Selain itu, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga menjadi tempat wisata yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

Sejarah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Nama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diambil dari nama dua gunung yang berada di kawasan tersebut, yaitu Gunung Gede dan Gunung Pangrango.

Kawasan ini dikenal sebagai salah satu tempat favorit dan tertua bagi penelitian tentang alam di Indonesia.

Pendakian ke pucnak Gunung Gede sendiri pertama kali dilakukan pada April 1819, oleh direktur pertama Kebun Raya Bogor, yaitu Reinwardt.

Sejak saat itu, banyak sekali pendakian dan penelitian yang dilakukan di kawasan TNGGP ini.

Cikal bakal TNGGP sendiri dapat dilihat dari pendirian cagar alam dan kawasan konservasi hayati pada tahun 1889.

Kawasan cagar alam itu mencakup puncak-puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan luas awal 240 hektare.

Lalu pada tahun 1926, cagar alam pertama di Indonesia ini diperluas lagi hingga mencapai 1.200 hektare.

Perluasan kembali dilakukan pada tahun 1979, yaitu dengan menambah luas kawasan hingga total luasnya mencapai 14.000 hektare.

Baru pada tahun 1980, cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang ada di sekitarnya untuk menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Secara administratif, TNGGP ini mencakup wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.

Beberapa flora dan fauna di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango termasuk langka dan hanya ditemukan di sana alias endemik.

Tercatat ada 870 jenis tumbuhan berbunga dan 150 jenis paku-pakuan yang dilindungi di kawasan ini.

Beberapa flora endemik di kawasan ini antara lain uwi, jernang, pinang hijau, kapulaga, dan lain sebagainya.

Sementara fauna di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga beragam.

Di antara fauna endemik kawasan ini adalah owa jawa, lutung surili, anjing ajag, macan tutul, biul slengket, hingga bajing terbang.

Di kawasan ini terdapat beberapa curug atau air terjun seperti Curug Sawer dan Curug Cibeureum di Sukabumi, serta Curug Cikarak di Bogor.

Selain itu ada pula Situ Gunung di Sukabumi yang terkenal dengan Suspension Bridge atau Jembatan Gantung Situ Gunung.

Jembatan ini berada di dekat Curug Sawer, sekaligus menjadi salah satu akses menuju lokasi air terjun tersebut.

Panjang jembatan gantung ini mencapai 243 meter, dan menjadi jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara.

Sumber:
Kompas.com
Gedepangrango.org

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/10/123000578/taman-nasional-gunung-gede-pangrango--sejarah-flora-dan-fauna-hingga-tempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke