Salin Artikel

6.803 Orang Terpapar Covid-19 di Kota Bandung, Satgas: Didominasi Varian Omicron

BANDUNG, KOMPAS.com - Total sebanyak 6.803 orang terpapar Covid-19 di Kota Bandung hingga Kamis (17/2/2022).

Adapun sebagian besarnya akibat varian Omicron.

Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron mengatakan, bahwa berdasarkan data yang didapatkannya, ada penambahan baru sekitar 1.141 orang yang terpapar virus Corona pada hari ini.

"Hari ini data update sebanyak 1.141 (orang terpapar Covid-19) ya, jadi total ada 6.803 ini di Bandung," kata Asep saat ditemui usai meninjau acara vaksin di Universitas Maranatha, Kamis.

Menurut Asep, dari ribuan orang terpapar tersebut, sebagian besar didominasi oleh virus varian omicron.

"Hasil tes kemarin ini 85 persen Omicron dan sisanya ini masih dicek lagi, yang jelas dominan varian Omicron," ujar Asep.

Untuk menekan penyebaran virus, Pemerintah Kota Bandung dengan instansi terkait pun melakukan upaya antisipasi.

Di antaranya seperti memberlakukan ganjil genap di lima tol, menutup tiga ruas jalan di Kota Bandung, hingga meniadakan sementara pasar tumpah di beberapa wilayah di Kota Bandung.

Terkait keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit, Asep mengatakan bahwa ada penambahan tempat tidur di 30 rumah sakit di Kota Bandung.

"BOR ini 37 persen lah kalau enggak salah ini keterisiannya dari 1.253 tempat tidur ini di 30 RS. Nah keterisiannya 37,8 persen," kata Asep.

Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bandung juga tengah menyiapkan tempat isolasi mandiri dan tenaga kesehatan di beberapa titik lokasi, salah satunya di Kawaluyaan. 

"Kita juga terus dan masif melakukan tracing (penelusuran), sampai 15 Februari ini sudah sampai 56.301," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, tingkat penyebaran covid-19 di Jawa Barat mencapai angka tertinggi secara nasional.

Hal tersebut diungkapkan Kapolda Jawa Barat Inspektorat Jendral Polisi Suntana.

"Perlu kami sampaikan kepada rekan-rekan media, dua hari atau tiga hari ini tingkat penyebaran Covid-19 di Jawa Barat mencapai angka tertinggi untuk nasional, kemarin kita 14.000 sekarang 15.000," kata Suntana.

Meskipun begitu, kata Suntana, tingkat vaksinasi di wilayah Jawa Barat pun dinilainya cukup tinggi.

Berdasarkan informasi yang didapatkannya, vaksinasi pertama sudah mencapai 88 persen dan vaksinasi kedua mencapai 63 persen.

"Vaksinasi lansia kita sudah di angka 80 persen juga, dan vaksinasi kedua juga cukup besar, anak-anak juga cukup besar," ucapnya.

Suntana meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/17/144733478/6803-orang-terpapar-covid-19-di-kota-bandung-satgas-didominasi-varian

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com